“Melalui WA lalu berujunglah dengan video call sex,” ujar Agus Sanaa.
Namun, sadar aksi tersebut direkam, HJ langsung memutuskan video call tersebut.
Tetapi beberapa adegan tersebut sudah terekam dan kini ramai beredar luas.
“Begitu VCS dilihat direkam, dia langsung matikan, Tapi sudah terekam sebagian,” katanya.
Perekam kemudian mengirimkan rekaman video viral tersebut kepada HJ melalui WhatsApp.
Dia kemudian meminta uang sebesar Rp5 juta dengan ancaman jika tak ditransfer maka rekaman video akan disebarluaskan.
Baca juga: Profil dan Harta Kekayaan Parinringi Pj Bupati Buton Selatan Sulawesi Tenggara, dari Konawe ke Kolut
“Setelah itu, rekaman itu dikirim ke dia (HJ) lalu dimintai uang transfer Rp5 juta. Tapi dia tidak dikirim,” jelas Agus Sanaa.
HJ yang merasa menjadi korban pemerasan, kata Agus, kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polsek Batauga, Buton Selatan.
“Lalu HJ pun melaporkan Polsek Batuuga atas dugaan kasus pemerasan,” ujarnya.
“Setelah itu, lama tak ada perkembangannya dan sampai Pemilu kabar video tersebut tak berlanjut lagi,” kata Agus menambahkan.
Tetapi menjelang penetapan calon anggota legislatif atau caleg DPRD Buton Selatan pada Selasa (28/05/2024), video tersebut mendadak beredar dan kemudian viral.
“Sampai pemilu tidak ada kabarnya, tapi nanti setelah penetapan KPU muncul lagi. Jadi dia sebenarnya korban dari itu,” jelasnya.
Langkah PDIP Sultra
Meski demikian, Agus, menyayangkan peristiwa tersebut kini menimpa salah satu kader PDIP di Sulawesi Tenggara.
Apalagi, kasus dengan modus serupa sudah kerap kali terjadi.