Banjir Konawe Utara

Cerita Sopir Truk Ekspedisi 8 Hari Tunggu Banjir Surut di Konawe Utara, Tak Bisa ke IMIP Morowali

Penulis: Laode Ari
Editor: Sitti Nurmalasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inilah cerita sopir truk ekspedisi yang tak bisa melintasi jalan Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara karena terendam banjir.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah cerita sopir truk ekspedisi yang tak bisa melintasi jalan Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara karena terendam banjir.

Sang sopir truk ekspedisi dari Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tujuan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Akibat bencana banjir yang melanda Konawe Utara membuat akses Jalan Trans Sulawesi di Desa Sambandate terputus.

Banjir yang merendam jalan penghubung Konawe Utara-Morowali ini membuat kendaraan sulit melintas karena ketinggian air mencapai satu hingga dua meter.

Di mana, akses jalan tersebut terendam banjir setelah hujan mengguyur di wilayah Konawe Utara selama beberapa hari belakangan ini.

Baca juga: Banjir Rendam Puluhan Rumah Warga di Konawe, Pemda Sigap Salurkan Bantuan Sembako dan Air Bersih

Jalan Desa Sambalete mulai terendamp banjir pada Kamis (2/5/2024) lalu. Kini air belum juga menunjukkan tanda-tanda akan surut meski sudah memasuki hari kedelapan.

Kondisi itu membuat masyarakat atau pengendara motor dan mobil minibus menggunakan rakit atau pincara untuk menyeberangkan kendaraan mereka.

Namun, kondisi tersebut berbeda dengan pengemudi truk atau kendaraan yang membawa muatan berbobot besar.

Seorang sopir ekspedisi bernama Agus terpaksa menunggu banjir surut agar bisa melintasi jalan Desa Sambandete.

Ia mengaku sudah sepekan tertahan di jembatan karena mengangkut pohon asam untuk dibawa ke Morowali, Sulteng.

Baca juga: Penampakan Kendaraan Antre Naik Pincara di Jalan Desa Sambandete Konawe Utara yang Terendam Banjir

"Sudah sepekan mi tertahan di sini tidak bisa lewat karena banjir," ucapnya.

Agus mengatakan dirinya membawa pohon asam yang akan ditanam di wilayah PT IMIP Morowali.

Di truk ekspedisi itu, ia membawa istri dan seorang anaknya.

Ia mengatakan hanya bisa menunggu banjir surut karena tidak bisa menggunakan pincara.

"Tidak bisa naik pincara jadi kita sudah sepekan mi menunggu banjir surut," ujarnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)