Ibadah Haji 2024

Tabung Uang Hasil Ajar Ngaji, Seorang Nenek di Kadolomoko Baubau Sultra Berangkat Haji Tahun Ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menabung uang hasil ajar mengaji, seorang nenek di Baubau Sulawesi Tenggara (Sulta) berhasil masuk sebagai calon jemaah yang diberangkatkan haji Juni 2024 mendatang.

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Menabung uang hasil ajar mengaji, seorang nenek di Baubau Sulawesi Tenggara (Sulta) berhasil masuk sebagai calon jemaah yang diberangkatkan haji Juni 2024 mendatang.

Puluhan tahun, nenek di Kelurahan Kadolomoko, Kecamatan Kokalukuna, Kota Baubau, Sultra ini menabung agar dapat menginjakan kakinya di Mekah untuk melaksanakan ibadah haji.

Rumah panggung yang ia huni saat ini, tempatnya mengajar anak-anak mengaji menjadi saksi kerja keras nenek untuk dapat menunaikan rukun iman kelima tersebut.

Iuran ditabungnya di bawah bantal, lipatan buku, hingga kasur miliknya yang jika telah mencukupi jumlah satu juta rupiah akan dibawanya ke bank.

Nenek Hasinah yang saat ini telah berusia 72 tahun telah jadi guru ngaji sejak tahun 1974 setelah suaminya berpulang.

Saat TribunnewsSultra.com berkunjung, raut wajah bahagia tidak bisa dibungkamnya setelah menerima perlengkapan haji yang dibawa oleh tim Kementerian Agama Kota Baubau.

Ia sesekali menyeka air mata yang berhasil lolos dari pupilnya sebab belum sepenuhnya percaya usahanya sejauh ini membuahkan hasil baik.

Baca juga: Jemaah Haji Sultra, Simak Tips Hindari Dehidrasi, Kaki Melepuh Hingga Heat Stroke Saat di Arab Saudi

Dengan pendengaran yang sudah mulai terganggu, ia berusaha menjelaskan pengajian yang ia dirikan itu tidak ada niatan sepeserpun memungut biaya.

"Tidak, saya tidak pungut biaya dulu, tapi tiba-tiba ada anak datang bawa uang katanya untuk biaya sewa air dan lampu," ujarnya, Kamis (9/5/2024).

Sejak itu, anak-anak yang datang mengaji padanya membayar secara sukarela sebesar Rp10 ribu setiap bulannya.

Sebab disarankan oleh seorang teman, nenek Hasinah menaikan iuran menjadi Rp20 ribu per bulannya.

Meskipun begitu, hal tersebut disambut baik seluruh orangtua murid.

Dalam rumah panggung kayu tersebut, terlihat etalase berisi al-Quran yang digunakan anak didiknya untuk belajar setiap harinya.

Hidup menjanda serta tidak memiliki pekerjaan selain mengajar mengaji, nenek Hasinah mengaku selalu cukup memenuhi kebutuhan sehari-harinya.

Baca juga: Jelang Keberangkatan Calon Jemaah Haji Baubau Sultra, Ketua Regu dan Rombongan Diberi Pembekalan

Menurutnya, mengaji memberi arti sendiri bagi hidupnya hingga dapat mencapai keinginannya menunaikan ibadah haji.

"Mengaji ini sangat berarti dan berkah, saya masih tidak percaya bisa naik haji. Tapi mungkin karena ikhlas Allah mengabulkan rencana saya," ungkapnya.

Saat ditanya mengenai harapan dan persiapannya menuju tempat yang menjadi impian tersebut ia lebih banyak menggeleng.

Kata dia, tidak ada harapan dan persiapan yang dapat dilakukan selain berdoa agar dapat pergi dengan sehat serta pulang dengan sehat pula.

Kepala seksi PHU Kementrian Keagamaan Kota Baubau, Halking mengatakan Nenek Hasinah membayar pendaftaran haji sebanyak Rp25 juta pada tahun 2012.

"Beliau mendaftar Haji itu 2012 yang akhirnya dapat dilunasi sejumlah Rp33 juta lebih," bebernya.

Kata dia, nenek Hasinah termasuk cepat masuk dalam porsi haji yakni 12 tahun.

Sementara, biasanya jemaah lain harus menunggu bahkan sampai 26 tahun.

"Mungkin saat nenek ini mendaftar pendaftaran haji saat itu masih kurang sehingga ia dapat lebih cepat mendapatkan porsi," tutupnya.(*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)