TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini gencar mengampanyekan gerakan stop boros pangan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Kendari, Abdul Rauf, Jumat (03/05/2024).
"Anti boros pangan itu artinya makan sesuai kebutuhan bukan menurut keinginan," katanya kepada TribunnewsSultra.com.
Dia menjelaskan, fenomena yang kerap kali terjadi di tengah masyarakat adalah mengambil porsi makan yang berlebihan.
Porsi yang berlebihan tersebut mengakibatkan tidak habisnya makanan alias bersisa dan berakhir di tempat sampah.
"Kan kasihan orang biasa ambil (banyak) nasi ujung-ujungnya mubazir, dan hasil penelitian waduh bukan main," jelas Rauf.
Berdasarkan Badan Pangan Nasional, sebanyak 23 sampai 48 juta ton makanan terbuang menjadi sampah setiap tahunnya.
Baca juga: Curah Hujan Tinggi, Banjir Tutupi Ruas Jalan Trans Sulawesi Konawe Utara Sulawesi Tenggara
Nilai tersebut berakibat pada kerugian ekonomi sebesar Rp213 triliun hingga Rp551 triliun.
Di mana, angka ini setara dengan memberi makan kepada 61 sampai 125 juta orang Indonesia.
Oleh sebab itu, Rauf mengajak masyarakat agar menerapkan anti boros pangan dengan cara makan makanan secukupnya.
Selain itu, dia juga mengajak masyarakat agar memanfaatkan pekarangan untuk ketahanan pangan.
"Kondisi pangan kita kan tidak ditahu ke depan, kapan hasil pertanian kurang kan tentu ada pangan lokal kita," katanya.
Dia mengungkapkan, masyarakat dapat memanfaatkan pekarangan dengan menanam sayuran dan tanaman pangan lainnya.
"Salah satu misi Disketapang adalah bagaimana masyarakat kita bisa memanfaatkan pekarangannya semaksimal mungkin," tutupnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)