TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Beredar daftar harga beras di Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Daftar harga beras itu tercantum dalam daftar Harga Harian Bahan Pokok untuk wilayah Wakatobi yang beredar di grup media sosial WhatsApp, Jumat (1/3/2024).
Harga beras tertinggi mencapai Rp20 ribu per kilogram, untuk beras cap mawar merah dan panda.
Sedangkan beras cap Konawe, Rojolele (medium), Ramos Bandung (medium), putri agri (medium), dan ngkaring-ngkaring (medium) kini dibanderol dengan harga Rp18 ribu per kilogram.
Jika dihitung per karung ukuran 50 kilogram, harga beras ini mencapai Rp900 ribu hingga Rp1 juta.
Kemudian harga beras ketan putih mencapai Rp33 ribu per kilogram, serta beras ketan merah dan hitam Rp30 ribu per kilogram.
Selain harga beras, daftar harga harian ini juga menampilkan harga sejumlah bahan pokok yang lain.
Baca juga: Daftar Harga Beras 2024 Versi Pedagang Pasar Sentral Wanci Wakatobi Sultra, Karung Bening Rp 1 Juta
Seperti gula pasir 1 kilogram dibanderol dengan harga Rp18 ribu hingga Rp20 ribu, minyak goreng 1 liter Rp17 ribu hingga 24 ribu untuk premium.
Lalu, cabai merah besar dan keriting dibanderol dengan harga Rp50 ribu, cabai rawit merah dan hijau Rp60 ribu, wortel Rp25 ribu, dan kentang Rp30 ribu.
Daging ayam boiler dibanderol dengan harga Rp55 ribu per kilogram, daging ayam kampung Rp130 ribu per kilogram.
Sementara itu, telur ayam negeri Rp32.500 per kilogram, telur ayam kampung Rp100 ribu per kilogram.
Dan daging sapi lokal Rp150 ribu hingga Rp160 ribu per kilogram, dan daging sapi impor Rp140 ribu per kilogram.
Sebelumnya, dikonfirmasi TribunnewsSultra.com, Rabu (28/2/2024) pedagang Mama Putra (29) di Pulau Wangi-wangi, Wakatobi membeberkan daftar harga beras terbaru.
Mama Putra berjualan di sekitar Pasar Sentral Wangiwangi Selatan (Wanci), Kabupaten Wakatobi, Sultra.
Baca juga: Harga Beras 50 Kg di Wakatobi Sultra Tembus Rp1 Juta, Pemprov Sulawesi Tenggara Telusuri Penyebab
Ia tak menampik adanya lonjakan harga yang tinggi pada beberapa jenis beras.
"Iya memang naik," tuturnya.
Ia menyebutkan untuk beberapa jenis beras dilihat dari warna karungnya ataupun merek serta kualitasnya.
Sehingga, masing-masing harga beras berbeda-beda kenaikannya tergantung dengan jenisnya.
Jenis karung bening dengan kualitas premium bisa mencapai Rp900 ribu hingga Rp1 juta per 50 kilogram.
Beras ini biasanya juga dijual perliter dengan harga Rp15 ribuan.
Lalu untuk beras berkualitas premium merek 788 ditaksir sekitar Rp400 ribu per 25 kilogram.
Sedangkan untuk beras dengan karung hijau sekitar Rp820 ribu per 50 kilogram.
Baca juga: Kenaikan Harga Beras di Baubau Sulawesi Tenggara Mulai Dikeluhkan Emak-emak, Minta Segera Diatasi
Untuk beras karung hijau dengan takaran 25 kilogram dijual harga Rp 410 ribu.
Harga beras 10 kilogram di dalam karung hijau sekitar Rp 170 ribu.
Mama Putra juga menyebut harga beras lainnya yang naik adalah karung kuning dan pink.
Di mana harga beras tersebut masing-masing sekitar Rp 820 ribuan per 50 kilogram.
Salah satu penjual lainnya juga sempat mengungkapkan harga beras yang melonjak di Wakatobi.
Disebutkan, Juha seorang penjual beras di Wangiwangi, Wakatobi, jika harga beras yang melonjak ini pada dasarnya telah dibeli dari Kota Baubau.
"Jadi harga beras Matahari yang telah dibeli Rp800 ribu dari Baubau, artinya akan naik kalau sudah di Wanci (Wangiwangi) karena itu harga modal. Padahal dulu beras itu dijual Rp800 ribu," tuturnya.
Tanggapan Pemerintah Provinsi
Belum lama ini, informasi yang beredar, harga beras di Wakatobi Sultra mencapai ERp1 juta per 5 kilogram.
Hal tersebut langsung mendapat respons Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra).
Saat dikonfirmasi awak media pada Rabu (28/2/2024), Sekretaris Daerah atau Sekda Sultra, Asrun Lio mengungkapkan pihaknya mendalami informasi tersebut.
"Sudah kami turunkan Satgas Pangan untuk mengonfirmasi informasi tersebut," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dikbud Sultra ini.
Ia menambahkan harga beras tersebut jauh dari harga yang telah ditetapkan pemerintah, khawatirnya ada pihak tertentu sengaja bermain harga.
"Itu boleh jadi permainan dari pedagang oleh karena itu Satgas Pangan sudah turun juga," tutup Asrun Lio.(*)
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari/Desi Triana Aswan/La Ode Ahlun Wahid)