Wafir menyatakan bahwa target program PSRLB di tahun 2025 mendatang, petani organik komoditas padi, sayur, dan budidaya tanaman herbal meningkat hingga 50 persen dan mencakup seluruh desa binaan PT Vale IGP Morowali serta pemasarannya dapat meluas hingga ke minimarket dan supermarket.
Terpisah, Ketua Perkumpulan Petani SRI Organik Morowali (Pepsoli) Bungku Timur, Faisal Suma mengakui program pertanian organik ini sangat membantu petani, karena dapat menekan biaya produksi.
“Sebelum menerapkan metode pertanian organik, kami mengeluarkan biaya produksi yang besar. Namun ketika beralih ke pertanian organik, biaya produksi yang kami keluarkan tidak sebesar sebelumnya. Untuk itu, mewakili para petani organik, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PT Vale atas Program PSRLB ini,” ungkap Faisal.
Jalankan Program TPS 3R
Selain pertanian yang merupakan salah satu pekerjaan terbanyak di Kabupaten Morowali, PT Vale juga mengalokasikan program sosial dalam bentuk aksi 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Sampah.
Manajemen sampah yang dilaksanakan tim IGP Morowali dilengkapi dengan fasilitas Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R. Melalui program unggulan TPS 3R ini, IGP Morowali berupaya menginisiasi penerapan ekonomi sirkular, yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan.
TPS 3R merupakan upaya untuk menangani masalah timbunan sampah, yang juga menjadi tantangan terbesar di Kabupaten Morowali.
“Kami telah memulai pilot project TPS 3R di desa Onepute Jaya. Berdasarkan sirkulasi 12 hari kerja di lokasi yang bermukim 620 kepala keluarga, kami berhasil memilah 3,3 ton sampah organik, 792 kilogram sampah anorganik, dan 1,1 ton sampah residu. Dari 3,3 ton sampah organik tadi, setengahnya kami dapat berikan nilai tambah karena diolah kembali menjadi kompos, pupuk kompos tersebut saat ini telah termanfaatkan sebagai pupuk di area taman perusahaan dan lahan pertanian desa ” terang Wafir.
Selain pemberdayaan di bidang pertanian dan manajemen sampah, pada aspek profesi yang terkait pertambangan, IGP Morowali juga terus melanjutkan pelibatan talenta lokal.
“Saat ini, kami telah bekerja dengan 359 talenta lokal asli Morowali. Peranan mereka beragam, dan secara status ada yang menyandang predikat karyawan, pekerja yang sifatnya secondee atau berbasis kemitraan dengan perusahaan lokal, serta mereka yang berstatus karyawan dari perusahaan kontraktor lokal. Bersamaan dengan kebutuhan pekerja, kami juga terus melanjutkan berbagai pelatihan vokasi, untuk mencetak bibit pemuda yang siap mendukung progres proyek kami ke depan,” tutup Wafir.
Ketua Pengelola TPS-3R, Miftah menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi kepada PT Vale IGP Morowali yang telah mendukung TPS-3R ini melalui program PPM di bidang lingkungan.
“Dengan TPS-3R ini, 79 persen sampah yang dihasilkan masyarakat Desa Onepute Jaya dapat kami olah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ekonomis. TPS-3R juga telah menghasilkan pupuk kompos. Sebanyak 3 ton pupuk kompos yang diproduksi telah dibeli oleh pemerintah Desa Onepute Jaya untuk disalurkan kepada kelompok tani dan sebanyak 2 ton pupuk kompos juga dibeli oleh PT Vale IGP Morowali,” ungkap Miftah. (*)