Wawancara Khusus Tribunnews Sultra

Cara Pola Asuh Anak di Jepang Ala Dokter Desy Atmadika Asal Sulawesi Tenggara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr Desy Atmadika saat menjadi narasumber dalam Tribun Corner, Jumat (2/2/2024).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut cara pola asuh anak di Jepang, dibagikan Dokter Desy Atmadika asal Sulawesi Tenggara (Sultra).

dr Desy Atmadika merupaka lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2019.

Sebelum pindah ke Jepang mengikuti suami, dr Desy memiliki pengalaman kerja selama satu tahun di Banten dan Jakarta.

Saat ini, dr Desy telah menjalani kehidupan di Jepang selama dua tahun lebih, serta fokus mengurus anak dan keluarga.

"Menjalani kehidupan di Jepang itu lumayan susah, terlebih saat lahiran dan dua bulan pasca lahiran. Sebab, kalau di Jepang yang paling menantang itu bahasanya," kata dr Desy Atmadika saat menjadi narasumber membagikan tips parenting di Jepang dalam Tribun Corner, Jumat (2/2/2024).

Sebagai ibu baru, dr Desy Atmadika banyak menghadapi tantangan, terlebih di Jepang yang komunikasi setiap harinya memakai bahasa Jepang.

Sedangkan, untuk orang luar negeri seperti dirinya butuh waktu yang lama untuk bisa belajar bahasa Jepang.

Sehingga untuk melakukan komunikasi, dr Desy biasanya memanfaatkan google translate, karena di Jepang sangat jarang orang yang bisa berbahasa Inggris.

"Untuk melewati tantangan sebagai ibu baru, kalau dari aku sih kuncinya belajar. Jadi parenting tanpa ilmu itu tidak bisa," tuturnya.

dr Desy menjelaskan, ia belajar terkait parenting dari sebelum hamil, saat hamil, hingga setelah lahiran.

Mulai dari ikut webinar hingga mengambil referensi ahli-ahli dibidangnya seperti dari ikatan dokter anak Indonesia, dan referensi internasional dari WHO.

Kemudian, saat mengalami stres dalam mengurus anak, segera Konsul kepada ahlinya agar mendapatkan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Selain itu, dapat juga bertanya kepada orangtua yang lebih berpengalaman, tetapi jangan langsung diterima atau dilakukan. Harus dicek terlebih dahulu terkait informasi yang diberikan.

"Jadi ilmu itu penting sekali, karena bagaimana mau merawat anak dengan baik, kalau tidak tahu ilmunya," ujarnya.

Kata dia, selain ilmu dan terus belajar, support system dalam pola asuh anak juga penting.

Sebab sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri atau lepas dari yang namanya bantuan manusia lain.

"Walaupun aku ambil referensi parentingnya dari Indonesia dan Internasional, tetapi ke depannya aku ingin anakku sekolahnya di Jepang," jelasnya. (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)