TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Jumlah kasus DBD di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga Oktober 2023 mencapai 219 kasus, dan 4 orang meninggal dunia.
219 kasus tersebut tersebar di 11 Kecamatan, yakni Kecamatan Baruga sebanyak 34 kasus, Kadia 32 kasus, Poasia 27 kasus.
Sedangkan, empat orang yang meninggal dunia tersebut berasal dari Kecamatan Poasia sebanyak dua kasus, dan Kadia, serta Puuwatu masing-masing satu kasus.
Baca juga: Ciri-ciri Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak Sebelum Terlambat, Diare, Demam, Hingga Sering Ngantuk
Kemudian, Mandonga 26 kasus, Wua-Wua 20 kasus, Puuwatu 19 kasus, Abeli 17 kasus, Kendari Barat 15 Kasus, Kambu 14 kasus, Kendari 11 Kasus, dan Nambo 4 Kasus.
Kepala Dinkes Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan penyakit DBD ini mudah menular karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan perlikau hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu, juga kurangnya menerapkan 3 M atau menguras dan menutup tempat penampungan air, serta mendaur ulang atau mengubur barang bekas sampah yang menjadi tempat pengembangbiakkan nyamuk.
"DBD ini masuk kategori penyakit mematikan, sehingga masyarakat yang merasakan gejala penyakit DBD agar segera datang ke Puskesmas atau layanan fasilitas kesehatan (Faskes) terdekat untuk mendapatkan penaganan medis," kata drg Rahminingrum, Kamis (30/11/2023).
Baca juga: Simak 8 Obat Demam Alami: Banyak Minum Air Putih hingga Konsumsi Vitamin C
drg Rahminingrum menyampaikan, adapun gejala yang ditimbulkan penyakit DBD ini yakni demam tinggi hingga 40 derajat celcius, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual dan muntah.
Kemudian, selain fokus pada penyadaran dan penanganan warga yang terkena penyakit DBD, pihaknya juga tengah menunggu instruksi dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) terkait penanganan masalah DBD untuk jangka panjang.
Penanganan tersebut yakni terkait penyebaran nyamuk Wolbachia, yang sangat baik untuk mengurangi risiko penularan penyakit DBD yang berpotensi menjangkiti masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, bakteri Wolbachia yang ada pada nyamuk bisa melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes segypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.
"Kita berharap kehadiran nyamuk Wolbachia ini efektif dalam membuat nyamuk aegypti menjadi mandul dan tidak menularkan penyakit DBD," tuturnya.
Kata dia, jika aedes aegypti jantan yang memiliki Wilbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok.
Baca juga: Bantu Obati Demam Berdarah hingga Asma, Simak 5 Manfaat Ajaib Buah Naga untuk Kesehatan
Sedangkan, jika nyamuk betina Wolbachia kawin dengan nyamuk jantan yang tidak Wolbachia, maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia.
Namun, pihaknya masih menunggu petunjuk teknis terkait penyebaran nyamuk Wolbachia ini.