TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Setelah melakukan pencarian, akhirnya tiga nelayan hilang di Perairan Malaoge Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara (Sultra) ditemukan selamat.
Ketiganya menyelamatkan diri di atas rumpon atau salah satu jenis alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di laut.
Mereka yang ditemukan selamat yakni La Cuaca (47), La Ote (47), dan La Alun (20).
Dengan ditemukannya ketiga nelayan hilang ini, pencarian Ops SAR H2 kecelakaan kapal akibat mesin mati dihentikan.
Hal tersebut disampaikan Kepala KPP Kendari, Muhamad Arafah kepada TribunnewsSultra.com, Sabtu (26/8/2023).
Seperti diketahui, ketiga nelayan dilaporkan hilang pada Jumat (25/8/2023) petang.
Tim SAR Gabungan pun melakukan pencarian ketiga nelayan tersebut.
Baca juga: Kronologi Nelayan Hilang di Perairan Malaoge Buton, Kapal Berlayar Menuju Wanci Diduga Mesin Mati
Pencarian dilanjutkan pada pukul 06.30 WITA Tim SAR Gabungan.
Sampai akhirnya, pada pukul 08.22 WITA, KPP Kendari mendapatkan informasi dari keluarga korban bahwa ketiga nelayan berhasil ditemukan.
Para korban ditemukan nelayan Lasalimu yang sedang melintar pukul 07.30 WITA.
"Korban ditemukan dalam keadaan selamat berada di atas sebuah rompon sekitar 6 Mil Laut dari posisi terakhir," jelasnya.
Selanjutnya, para korban dievakuasi ke Lasalimu Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara.
Muhammad Arafah juga menyebutkan bahwa dengan ditemukannya para nelayan tersebut, pencarian resmi dihentikan.
"Dengan telah ditemukannya 3 org POB kapal tersebut, Ops SAR terhadap 1 kapal POB 3 orang yang mengalami mati mesin di sekitar perairan malaoge dinyatakan selesai dan ditutup, seluruh unsur yang terlibat di kembalikan ke kesatuannya masing-masing," tuturnya.
Adapun unsur yang terlibat dari proses pencarian tiga nelayan hilang yakni Pos SAR Wakatobi, Pos AL Wakatobi, dan Polairud Polres Wakatobi.
Kronologi
Berikut ini kronologi tiga nelayan hilang di Perairan Malaoge Buton Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ketiga nelayan tersebut yakni La Cuaca (47), La Ote (47), dan La Alun (20).
Ketiganya merupakan warga Desa Damai, Laburona, Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara.
Diketahui kapal tersebut berlayar menuju ke Perairan Wanci diduga mengalami mesin mati.
Sampai akhirnya, terombang-ambing di lautan.
Dalam laporan Kantor Pencarian dan Pertolongan atau KPP Kendari menerima laporan keluarga seorang nelayan yang hilang.
Awalnya, sebuah kapal ditumpangi seorang nelayan berlayar dari Lambale Kabupaten Buton Utara.
Lalu, mereka diketahui menuju Perairan Wanci, Wakatobi, Sulawesi Tenggara sekitar pukul 6.30 WITA, Jumat (25/8/2023).
Namun pada saat di tengah perjalanan sekitar pukul 12.00 WITA, kapal diketahui mengalami mesin mati dihantam gelombang.
Sampai akhirnya, salah satu nelayan menghubungi keluarganya untuk meminta bantuan.
Mendengar sanak keluarganya sedang terombang ambing, Laode Tasrim segera melaporkan kejadian tersebut Comm Centre KPP Kendari.
Hingga akhirnya, pada pukul 16.40 WITA di hari yang sama Tim Rescue Pos SAR Wakatobi diberangkatkan menuju LKP dengan menggunakan RIB untuk memberikan bantuan SAR.
Jarak tempuh Last Known Position atau LKP dengan Pos SAR Wakatobi sekitar 15 Mil Laut.
Sebelumnya, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan atau KPP Kendari, Muhammad Arafah mengatakan, tiga nelayan dikabarkan hilang dari informasi pihak keluarga salah satu korban.
Dari informasi tersebut, sekira pukul 16.40 wita, Tim SAR Wakatobi diberangkatkan untuk memberikan bantuan.
"Tim SAR Gabungan tiba di lokasi dan langsung melakukan pencarian," kata Arafah dalam keterangan tertulis pada Jumat tengah malam sekitar pukul 23.45 wita.
"Dengan menyisir sekitar radius 5 NM dari titik awal kapal dilaporkan hilang," jelasnya menambahkan.
Namun, setelah dilakukan pencarian hingga pukul 21.50 wita, tim SAR tidak menemukan keberadaan kapal tersebut.
"Pencarian dihentikan sementara dengan hasil nihil dan akan dilanjutkan kembali besok pagi pada pukul 06.30 Wita," katanya.
Informasi awal kronologis kejadian, arafah menjelaskan, tiga korban berlayar dari lambale Kabupaten Buton Utara menuju Wanci, Wakatobi, sekitar pukul 06.30 Wita.
"Sekitar pukul 12.00 wita, kapal mengalami mati mesin akibat dihantam gelombang," jelasnya.
"Sehingga salah seorang korban menghubungi keluarganya di wanci untuk meminta bantuan," ujar Arafah menambahkan. (*)
(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)