TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Begini sejarah Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 kilometer, proses pembangunan, anggaran hingga akhirnya diresmikan Joko Widodo.
Seperti diketahui, sejarah Jembatan Teluk Kendari masih banyak yang belum mengetahui pasti tujuan dibangunnya akses dan ikon baru tersebut.
Meski demikian sudah banyak yang merasakan manfaat dari pembangunan Jembatan Teluk Kendari.
Pada akhirnya Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo.
Baca juga: Skema Pengalihan Lalu Lintas di Kendari Beach, Eks MTQ, The Park dan Jembatan Teluk saat Tahun Baru
Jembatan Teluk Kendari menjadi wajah baru Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Sejak dibangun, jembatan ini begitu nampak jelas terlihat saat memasuk Kota Kendari.
Baik melewati lautan ataupun udara.
Misalnya saja, saat akan memasuk Kota Kendari menggunakan kapal laut maka akan melihat megahnya Jembatan Teluk Kendari yang berada dekat dengan Pelabuhan Kapal Malam.
Jembatan Teluk Kendari bahkan sudah menjadi salah satu destinasi para wisatawan lokal untuk menghabiskan waktu sejenak melihat matahari terbenam.
Lantas seperti apa sejaraj pembangunan Jembatan Teluk Kendari?
Berikut rangkuman TribunnewsSultra.com, sejarah Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 kilometer, proses pembangunan, anggaran hingga akhirnya diresmikan Joko Widodo:
1. Tujuan Dibangun
Provinsi Sulawesi Tenggara dilihat sebagai wilayah daerah maritim yang dibatasi perairan oleh Pemerintah Pusat.
Khususnya di Kota Kendari, ibu kota Provinisi Sulawesi Tenggara.
Dimana, wilayah daratan Kota Kendari mengelilingi Teluk Kendari.
Dilansir dari situs Kementrian Keuangan RI, tujuan awal dibangunnya Jembatan Teluk Kendari untuk memudahkan akses perekonomian masyarakat.
Baca juga: Warga Antusias Ikuti Pengibaran Bendera Sepanjang 770 Meter di Jembatan Teluk Kendari Sultra
Pasalnya, Teluk Kendari yang memisahkan sejumlah wilayah kabupaten dan kota, menjadi endala dalam kegiatan perekonomian terutama pengangkutan karena memerlukan moda transportasi tambahan untuk penyeberangan atau melalui jalur darat yang akan menambah waktu tempuh.
Padahal sektor pengangkutan merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi sebesar 22,53 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Kendari (Kementerian Perhubungan, 2019).
Pembangunan jembatan bertujuan untuk mendukung konektivitas pengembangan wilayah selatan Kota Kendari yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port (Bangkutoko), dan kawasan permukiman baru.
Ketika jembatan ini dibuka, akan mempermudah akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama dan Bungkutoko yang selama ini dipisahkan oleh Teluk.
Jarak semakin dekat dengan waktu tempuh yang dibutuhkan hanya sekitar 3-5 menit.
Selama ini, masyarakat harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan kapal ferry atau memutari teluk sejauh 20 Km dengan waktu tempuh 30-35 menit.
Kehadiran jembatan ini diperlukan agar konektivitas antar wilayah semakin lancar untuk mendukung mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien.
Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.
Pemerintah juga telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari dengan dibangunnya Pelabuhan Bangkutoko (Kendari New Port) seluas 66 hektar.
Kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama.
Baca juga: Jembatan Teluk Kendari Jadi Spot Foto Warga H+4 Lebaran 1443 Hijriah, Mayoritas Pengunjung Luar Kota
Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 hektar.
Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar-moda (20 hektar), terminal multipurpose (32 hektar), terminal penumpang (23 hektar), dan tracking mangrove (24 hektar).
Selain mendukung aksesibilitas pelabuhan baru, Jembatan Teluk Kendari juga akan meningkatkan konektivitas jalan nasional dan jalan lingkar luar (outer ring road) Kota Kendari.
Berdasarkan road map, panjang pembangunan jalan lingkar luar sekitar 40 kilometer yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe.
2. Proses Pembangunan dan Anggaran
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari dikerjakan oleh konsorsium kontraktor BUMN PT PP (Persero) Tbk dan PT Nindya Karya (Persero).
Dilansir dari https://bappeda.kaltimprov.go.id/, adapun nilai kontrak pembangunan sebesar Rp 800 miliar.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari ini dikerjakan dengan masa pelaksanaan selama 5 tahun secara multiyears.
Dimulai sejak tahun 2015 sampai dengan 2020 dan memiliki masa pemeliharaan selama 3 tahun.
Konstruksi jembatan meliputi jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama (200 m).
Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar (Kementerian PUPR, 2020).
Dan hal yang patut dicatat bahwa dalam proses konstruksi jembatan ini 90 persen menggunakan material lokal, kecuali cable bearing dan extension joint-nya.
Baca juga: Pedagang di Kawasan Jembatan Teluk Kendari Kota Lama Keluhkan Pendapatan Menurun, Sebut Penyebab
3. Peresmian Jembatan Teluk Kendari
Pada 20 Oktober 2020, untuk ketiga kalinya Jokowi menginjakkan kaki di Sulawesi Tenggara.
Sebelumnya, Jokowi sempat mengunjungi Kota Kendari pada Maret 2019.
Lalu pada tahun 2014 lalu tepatnya pada November Jokowi juga pernah ke Kendari menghadiri Munas Kagama, dan berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Samudra di Abeli.
Selanjutnya Presiden Joko Widodo datang ke Kota Kendari untuk meresmikan Jembatan Teluk Kendari, di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
"Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Jembatan Teluk Kendari saya resmikan hari ini," kata Jokowi, Kamis (20/10/2020).
Setelah itu, Jokowi menekan tombol sekaligus penandatanganan prasasti sebagai tanda peresmian dari jembatan tersebut.
Jokowi mengatakan, konstruksi jembatan tersebut dilakukan selama 5 tahun yakni periode 2015-2020 dengan anggaran senilai Rp 804 miliar.
Jokowi optimitis, lamanya waktu pengerjaan dan besaran anggaran untuk pembangunan jembatan tersebut akan sebanding dengan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Ketika jembatan dibuka, dapat memudahkan akses masyarakat yang berada di kawasan Kota Lama atau Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk.
Selama ini, masyarakat harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan perahu atau memutari teluk sejauh 20 kilometer dengan waktu tempuh 30-35 menit, namun kehadiran jembatan tersebut memangkas waktu mobilitas menjadi 5 menit.
Kelancaran konektvitas ini akan membuat mobilitas barang, jasa, dan manusia menjadi semakin efisien dan daya saing semakin meningkat.
Sehingga, Sulawesi Tenggara, khususnya Kota Kendari, menjadi menarik untuk pengembangan usaha baru.
Jembatan tersebut dibangun untuk mendukung pengembangan kawasan Konawe dan Pelabuhan Kendari New Port (Bangkutoko) untuk industri dan permukiman.
Jokowi melanjutkan, setiap infrastruktur yang dibangun harus terintegrasi dengan kawasan pertanian, perkebunan, industri, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Jembatan tersebut didesain dengan arsitektur menarik yang dapat menjadi ikon baru sebagai kebanggaan masyarakat Kota Kendari.
"Tentu saja, Kota Kendari lebih dikenal karena mempunyai landmark baru," lanjut Jokowi. Dia melanjutkan, kawasan di sekitar jembatan pun akan ditata yang dilengkapi ruang terbuka publik seperti lapangan olahraga, area parkir, serta street cinema (bioskop berjalan).(*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)