“Maaf tanya kan itu kita ibarat tuker duit asli ke kayu tapi sesuai nominal,, untungnya dimana,,pake sistim tukar beda nominal kah dari pedagang,” tulisnya.
Senada dengan akun @me**, “ini ibarat macam tukar koin ya??jdi kok pas mu mkn bakso nya tiggal byr pkek kayu,” tulisnya.
Uang Ditukar Kayu Viral
Pasar Kuliner Tradisional Paloh Naga di Desa Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, menjadi salah satu wisata kuliner yang kian populer di Sumatera Utara.
Baca juga: Video 4 Bersaudara yang Viral Twitter dan TikTok, Ternyata Begini Adegan Pemeran Wanita
Untuk menuju ke lokasi wisata, para pengunjung dapat menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dari pusat kota.
Sesampai di lokasi, pengunjung dikenakan biaya Rp5000 untuk sepeda motor dan Rp 10 ribu untuk mobil dengan bebas biaya masuk lokasi wisata.
Pasar kuliner tradisional ini terletak di dalam Wisata Sawah Paloh Naga, sehingga pengunjung dapat menikmati dua area wisata sekaligus dalam satu tempat.
Saat memasuki area wisata, para pengunjung dapat menukar alat transaksi khas berbentuk kepingan kayu dengan nilai tukar Rp 2000 per keping, sehingga tak perlu lagi menggunakan uang secara tunai.
Penjaga loket, Heni, mengatakan, biasanya para pengunjung menukar dengan uang Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per orang.
“Kita produksi sampai 3000 keping kayu dan rata-rata yang menukar itu sampai Rp 100 ribuan, tapi kalau berlebih boleh ditukar uang kembali,” kata Heni dikutip TribunnewsSultra.com dari tribun-medan.com pada Sabtu (22/5/2021) lalu.
Deretan penjual menjajakan aneka panganan tradisional seperti cenil, serabi, pecal, nasi bakar, getuk, hingga aneka minuman segar seperti kopi tubruk, kopi Gayo, dan lainnya.
Adapun rata-rata makanan ditukar dengan 3-5 kayu atau seharga Rp6.000-Rp10 ribu per item.
Sama halnya dengan minuman dijual dengan 2-3 kayu atau seharga Rp6 ribu-Rp10 ribu.
Setelah membeli aneka makanan dan minuman itu, pengunjung dapat bebas memilih tempat di pondok-pondok dengan pemandangan hamparan sawah dengan semilir angin berhembus.
Kunjungan Sandiaga Uno
Dalam beberapa video viral yang diunggah beberapa hari terakhir ini, akun @jepriwz mengabadikan momen kunjungan Menparekraf Sandiaga Uno di lapak kayu viral tersebut.
Dari salah satu unggahan video viral TikTok, lokasi lapak kayu yang viral tersebut terlihat berada di Desa Denai Lama.
Hal tersebut terlihat dari latar belakang pengambilan video saat seorang pria yang disebut mantan tukang bakso Kuntul tengah melayani penukaran uang dengan kayu viral tersebut.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.com, Sandiaga diketahui pernah berkunjung ke agrowisata Paloh Naga di Desa Denailama, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumut, pada Rabu (9/6/2021) lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Sandiaga didampingi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Bupati Ashari Tambunan.
Mereka diberi topi tani yang langsung dipakai, menandakan bahwa lokasi yang didatangi adalah hamparan sawah yang membentang luas.
Sandi mengatakan Denailama hadir sebagai desa wisata yang menjadi penggerak ekonomi.
“Fokus di sini adalah wisata edukasi, karena ada kafe baca yang dibangun Sanggar Lingkaran,” katanya kala itu.
“Setiap minggu menyuguhkan kearifan lokal. Sama-sama kita dukung keberadaan tempat ini,” jelasnya menambahkan.
Kearifan lokal yang dimaksud Sandi adalah Pasar Tradisional Paloh Naga (PTPN) yang setiap akhir pekan menjual jajanan lawas.
Jajanan tersebut seperti tiwul, getuk, grontol jagung, dan cenil yang disajikan menggunakan daun pisang.
Uniknya, cara bertransaksi di sini menggunakan kepeng yang terbuat dari kayu.
Tiap kepeng dihargai Rp 2.000.
Sebelum membeli jajanan, pengunjung harus lebih dulu menukarkan uang rupiah dengan kepeng.
Harga penganan yang dijual pun terbilang murah, mulai Rp6.000-an.
Keunikan berbelanja dengan kepeng ini dirasakan langsung oleh Sandiaga Uno dan rombongan.
“Ini unik, meski transaksi menggunakan kepeng belum signifikan dalam industri pariwisata,” ujarnya.
“Kami melihat semangat menjadikan desa ini memiliki keunikan, tumbuh dan berkembang merupakan prestasi,” katanya menambahkan.
“Menghargai semangat untuk membangun desa wisata dengan agrowisata yang unik menjadi simbol kebangkitan ekonomi nasional,” lanjutnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili, Tribun-Medan.com/Kartika Sari, Kompas.com/Mei Leandha)