TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar Hari Santri Nasional 2022.
Peringatan tersebut digelar tepat di pelataran Kanwil Kemenag Sultra, Kadia, Kota Kendari, Provinsi Sultra.
Kakanwil Kemenag Sultra, Zainal Mustamin mengatakan upacara ini dalam rangka memperingati perjuangan para ulama dan santri yang telah memperjuangkan bangsa Indonesia melalui Revolusi Jihad.
Untuk itu, ia mengajak seluruh santri untuk terus istiqamah dalam berjuang, membela agama serta menjaga martabat kemanusiaan.
Zainal menjelaskan dalam Hari Santri Nasional kali ini mengusung tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan.
Baca juga: Dana BOS Kemenag Sultra Bakal Cair Juli 2022, Kakanwil Sebut Masih Tunggu Data Verifikasi Sekolah
"Maksud dari tema tersebut adalah santri selalu terlibat dalam fase perjalanan Indonesia. Mereka selalu siap memperjuangkan untuk bangsa dan negaranya,"katanya, Sabtu (22/10/2022).
Lebih lanjut, perjuangan tersebut sudah dilakukan para santri sejak sebelum kemerdekaan Indonesia.
Mereka ikut berperan aktif dalam memperjuangkan negaranya Republik Indonesia karena sadar santri juga bertanggungjawab untuk menjaga NKRI.
"Setelah kemerdekaan pun santri lebih bersemangat dalam memenuhi panggilan Ibu Pertiwi, mereka terlibat aktif baik di politik, pendidikan dan beberapa bidang lainnya,"ungkapnya.
Dengan catatan sejarah tersebut membuktikan bahwa santri memiliki kemampuan untuk menjadi apa saja.
Mereka merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian, bahkan santri bisa menjadi pemimpin negara.
Meski bisa menjadi apa saja, Kanwil meminta agar santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama.
"Karena santri selalu mengedepankan nilai agama dalam setiap perilakunya. Baginya agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan,"ungkapnya.
Zainal berpesan untuk para santri agar bersungguh-sungguh dalam menempah diri dalam menuntut ilmu pengetahuan.
Mulai saat ini para santri dapat menginvestasikan masa depan dengan menambah ilmu pengetahuan dan kebaikan sejak dini.
Karena jika itu tidak dilakukan dan alan dicari pada masa yang akam datang maka harga dari ilmu pengetahuan dan kebaikan sudah mahal.
"Sehingga para santri harus berbenah diri tidak saja ilmu agama melainkan ilmu sains juga perlu diperoleh. Karena itulah mereka harus jadi agamawan yang ilmuwan begitupun sebaliknya,"pungkasnya.
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)