TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia keberatan dengan rencana pemerintah yang akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite dan Solar.
Mirah Sumirat selaku Presiden Aspek Indonesia mengatakan bahwa kenaikan harga BBM akan sangat memukul daya beli rakyat.
Serta dapat memicu lonjakan inflasi hingga mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.
Menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang besarnya subsidi BBM yang diberikan pemerintah mencapai Rp 502,4 triliun, menurut Mirah itu tak perlu dikeluhkan oleh Pemerintah.
Baca juga: Harga TERBARU BBM Hari Ini Jenis Pertalite di Kendari, SPBU Teratai, Tapak Kuda dan Bonggoeya
Terlebih membandingkannya dengan negara lain.
"Ojo dibanding-bandingke lah," ujar Mirah lewat keterangan tertulis, Kamis (25/8/2022) seperti dilansir TribunnewsSultra.com dari Kompas.com.
Pemerintah sebut Mirah, diamanahkan oleh UUD untuk memberikan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Sehingga sangat wajar apabila pemerintah memberikan subsidi kepada rakyatnya, khususnya pada kebutuhan hidup rakyat termasuk subsidi BBM.
Baca juga: Sosok Komjen Ahmad Dofiri: Dulu Buat Bharada E Ungkap Kejahatan Ferdy Sambo Kini Pimpin Sidang Etik
"Tugas pemerintah adalah mensejahterakan rakyat, bukan mengeluh kepada rakyat," tutur Mirah.
Lebih lanjut Mirah juga mengkritisi segala fasilitas kemewahan yang diberikan kepada pejabat negara dan BUMN.
"Seharusnya, pemerintah melakukan efisiensi dengan mengurangi fasilitas kemewahan pejabat, menghapus kebocoran anggaran negara dengan memberantas korupsi yang saat ini semakin menggila," tegas Mirah.
Dikabarkan bahwa puluhan ribu buruh akan melakukan aksi unjuk rasa di 34 provins pada awal September 2022 apabila pemerintah tetap ingin menaikkan harga BBM Pertalite dan Solar.
Baca juga: Harga Pertalite Terbaru Hari ini di Tengah Kabar Kenaikan Banderol BBM Subsidi, Pertamax dan Dexlite
Kata Sri Mulyani
Sementara itu, pemerintah khawatir subsidi energi yang dianggarkan Rp 502 triliun akan jebol.
Dilasir TribunnewsSultra.com dari Kontan.co.id, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan bahwa anggaran subsidi kemungkinan akan melebihi Rp 502 triliun jika volume konsumsinya terus meningkat.
Sri Mulyani mengaku pihaknya telah memperhitungkan pemerintah harus menambah lagi Rp 198 triliun apabila harga BBM bersubsidi tak dinaikkan.
Dengan begitu, total anggaran subsidi tahun ini bisa tembus Rp 700 triliun.
Baca juga: Tanda-tanda Harga Pertalite Naik Begitupun Kenaikan Solar, Banderol BBM Subsidi Terbaru Hari ini
“Ini sudah bersaing dengan anggaran pendidikan yang sebesar Rp 574,9 triliun, kemungkinan akan tersalip dengan anggaran subsidi energi,” jelas Sri Mulyani saat kuliah umum di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kamis.
Diketahui bahwa alokasi anggaran pendidikan tahun ini mencapai Rp 574,9 triliun dalam APBN 2022.
Sri Mulyani mengatakan bahwa anggaran tersebut merupakan yang tertinggi dalam 4 tahun terakhir.
Anggaran pendidikan tahun 2022 terdiri atas belanja melalui pemerintah pusat Rp 213,4 triliun, transfer ke daerah Rp 290,5 triliun dan pembiayaan pendidikan Rp 71 triliun.
Sementara pada tahun 2023 mendatang, anggaran pendidikan dialokasikan sebanyak Rp 606,3 triliun.
Yang mana mencakup Rp 233,9 triliun melalui belanja pendidikan pemerintah pusat, Rp 305 triliun ditransfer ke daerah, dan Rp 69,5 triliun berupa pembiayaan pendidikan.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar) (Kompas.com/Ade Miranti Karunia) (Kontan.co.id/Siti Masitoh)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Bandingkan Harga BBM Indonesia Vs Negara Lain, Buruh: "Ojo Dibanding-bandingke Lah"" dan di Kontan.co.id dengan judul "Jika Harga BBM Tak Naik, Sri Mulyani: Subsidi Energi Bisa Lampaui Anggaran Pendidikan"