TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI - Prof B masih beralibi, bahkan membantah pengakuan mahasiswi RN.
Okunum guru besar yang juga merupakan dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ( FKIP), Universitas Halu Oleo ( UHO), Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, mengatakan tak mencium RN.
"Memang saya sudah biasa berkomunikasi, menyapa orang dan kadang-kadang bertemu seseorang di tempat terbuka," ujar Prof B saat dihubungi TribunnewsSultra.com, Kamis (21/7/2022).
"Tidak ada niat melakukan hal demikian, hanya sekadar merangkul, tapi bukan yang dimaksud seperti pernyataan mahasiswi tersebut," sambungnya.
Jelas bahwa pengakuan yang disampaikan oleh Prof B kali ini kotra dengan ekspresinya saat menyambangi kediaman korban.
Baca juga: Tabiat Prof B Sebenarnya Diungkap Alumni FKIP UHO Kendari, Sebut Pelecehan Mahasiswi Kerap Terjadi
Saat menyambangi kediaman korban pada Rabu (21/7/2022) sore Wita, Prof B tak melontakan bantahan.
Di hadapan keluarga korban, Prof B hanya meminta agar mau menerima komunikasi "dari hati ke hati", sebagaimana terdengar dalam rekaman suara yang dipreroleh TribunnewsSultra.com.
Minta Maaf
Setelah mengetahui bahwa RN telah memperkarakan tingkahnya yang diduga tak senonoh, Prof B langsung berinisiatif mendatangi rumah korban.
Kedatangan Prof B pada Rabu (21/7/2022) sore Wita, sebagaimana telah dikonfirmasi TribunnewsSultra.com dari keluarga RN.
Di kediaman keluarga, Prof B diladeni oleh paman RN yang baru pulang dari luar kota.
Untuk diketahui, RN yang merupakan yatim piatu memili dua orang paman di Kota Kendari. Keduanyalah yang telah merawat RN.
Saat itu, Prof B menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada pihak keluarga.
Kepada keluarga korban Prof B meminta untuk "atur damai".
Namun, paman RN mengatakan bahwa kasus sudah masuk di ranah kepolisian.
RN juga telah dimintai keterangan oleh penyidik Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kendari.
Ketengan RN diambil pada Rabu (20/7/2022) sore, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Baca juga: Sosok Balqis Asal Konawe Utara Sultra Berbagi Kiat Sukses Diterima 3 Universitas Terbaik Indonesia
"Saya Coba Telepon Korban"
Kepada TribunnewsSultra.com, Prof B mangaku bahwa dirinya sudah mencoba menelepon RN, sebelum melayangkan lapora polisi.
Akan tetapi, menurut Prof B, nomor telepon RN tidak aktif setelah peristiwa di kediamnya di bilangan kawasan Perumahan Dosen (Perdos) UHO, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Minggu (17/07/2022).
Diketahui, RN berada di rumah Prof B karena mengantarkan tugas sesuai perintah sang dosen. Saat itulah Prof B diduga melecehkan RN.
"Bagaimana ya, serba salah juga. Tapi kalau merangkul dan seterusnya karena terjadi pada perempuan. Makanya saya heran kok berita seperti ini muncul," ujar Prof B kepada TribunnewsSultra.com pada Kamis.
"Makanya saya mau telepon anaknya, apa yang kamu lakukan sejauh ini," tambahnya.
Alibi ini juga telah disampaikan Prof B ketika berkunjung di kediaman RN pada hari Rabu.
Menurut paman korban yang meladeni Prof B saat itu, sebagaimana terdengar dalam rekaman percakapan ketika Prof B berada di rumah korban, nomor telepon RN memang tidak aktif sesuai instruksinya.
Sang paman mengatakan bahwa RN harus menutup jalur mediasi dengan pihak kampus.
Keputusan ini diambil oleh sang paman karena RN menangis terus menerus juga tak mau makan, sejak pulang dari rumah Prof B.
Baca juga: Guru Besar FKIP UHO Kendari Bela Diri, Keluarga Ungkap Kondisi Pilu Mahasiswi Korban Pelecehan Dosen
Kronologi Peristiwa
Untuk diketahui, saat melapor ke Polresta Kendari pada Senin (18/7/2022), RN mengaku bahwa Prof B mencium pipi dan tangannya.
Peristiwa itu terjadi di rumah Prof B di bilangan kawasan Perdos UHO, Kecamatan Kambu, Kota Kendari, Provinsi Sultra, pada Minggu (17/07/2022).
Dijelaskan dalam laporan polisi bernomor B/789/VII/2022/Reskrim tertanggal 18 Juli 2022, RN berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) karena diperintahkan oleh Prof B untuk menyetorkan rekap nilai mahasiswa di kelasnya.
Selesai menyetor tugas tersebut, RN langsung pamit pulang. Ia mencium tangan Prof B, laiknya mahasiswi patuh ke dosen.
Namun tak terduga, Prof B malah menarik RN lalu mencium pipi dan bibirnya.
Mendapatkan perlakuan ini, RN kaget sehingga melepaskan diri dari Prof B.
Sepulang di rumah Prof B, RN tapak murung sehingga pamannya yang berinisial M (29) menghibur.
Saat itulah M mengetahui bahwa RN telah mendapatkan perlakuan tak senonoh dari Prof B.
M lalu membujuk RN untuk melaporkan peristiwa tersebut ke kantor polisi.
Baca juga: Profil & Biodata Dosen Inisial Prof B, Guru Besar IPS FKIP UHO Kendari yang Diduga Cabuli Mahasiswi
Awalnya RN enggan karena takut akan mendapatkan masalah dari kapus.
Namun karena M mencoba meyakinkan, RN akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polresta Kendari.
“Awalnya korban juga tidak mau mengaku saat ditanya meski terus-terusan menangis. Saya tanyakan kenapa menangis dan paksa mengaku,” ujar M.
“Tapi kan awalnya dia takut, saya bilang kenapa mau takut. Sinimi kita ke Polres melapor,” jelasnya menambahkan.
“Dia menangis tidak mau (melapor). Katanya takut dikasih keluar, takut dapat nilai eror kan. Saya bilang janganmi takut kau ini benar, saya paksami ke Polres melapor,” ujarnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Israjab)