Berita Sulawesi Tenggara

Pengerjaan Jalan Penghubung Ronta-Maligano Buton Utara Sultra Diminta Pakai Rigid Beton, Bukan Aspal

Penulis: Laode Ari
Editor: Sitti Nurmalasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (DPRD Sultra), Aksan Jaya Putra

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) diminta bergerak cepat memperbaiki jalan rusak penghubung Ronta-Maligano di Buton Utara (Butur).

Hal tersebut disampaikan Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara (DPRD Sultra), Aksan Jaya Putra.

Kata dia, permintaan ini menyusul video viral sejumlah emak-emak dan pengguna jalan menarik mobil yang kandas saat melintasi jalan penghubung tersebut.

Ia mengatakan pemerintah sudah mengalokasikan anggaran perbaikan jalan penghubung di Buton Utara dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp30 miliar.

"Tentunya Pemerintah Provinsi Sultra harus memperhatikan porsi anggaran untuk segera memperbaiki ruas jalan Ronta-Maligano," kata Aksan Jaya Putra saat dikonfirmasi via WhatsApp, Jumat (15/7/2022).

Baca juga: Aksi Emak-emak di Buton Utara Tarik Bus Terjebak di Jalan Berlumpur, Sentil DPRD dan Gubernur Sultra

Politisi yang akrab disapa AJP ini, menuturkan, dirinya belum mengetahui apakah jalan penghubung ini masuk dalam daftar proyek perbaikan oleh Pemerintah Kabupaten Butur.

Kendati demikian, penganggaran harus dipersiapkan Pemprov Sultra bersama Pemkab Butur untuk segera memperbaiki jalan penghubung Ronta-Maligano.

"Kalaupun belum dianggarkan, harus memasukkan anggaran perbaikan jalan melalui anggaran perubahan di DPRD Sultra," ucap AJP.

"Ya, paling tidak dilakukan penanganan sementara agar jalan penghubung tidak sulit dilalui kendaraan," lanjutnya menambahkan.

Selain itu, Politisi Partai Golkar ini menjelaskan, jalan penghubung Ronta-Maligano seharusnya dibangun menggunakan rigid beton bukan memakai aspal.

Baca juga: Jalan di Kota Kendari Banyak Berlubang, Pengendara Mengeluh Sebut Seperti Melewati Laut Bergelombang

Menurutnya, penggunaan rigid beton karena melihat kondisi jalan yang selalu berlumpur saat musim hujan hingga sulit dilalui.

"Jadi, pihak teknis dari PU seharusnya bisa melihat kontur tanah kalau selalu berlumpur, sebenarnya tidak bisa diaspal tapi rigid beton," ujarnya.

Kata dia, dengan penggunaan konstruksi jalan rigid beton, maka pemerintah tidak melakukan pekerjaan percuma sampai menghabiskan anggaran miliaran rupiah.

Aksan Jaya Putra menambahkan pihaknya pasti akan memprioritaskan porsi anggaran melalui Badan Anggaran DPRD Sultra, apabila memakai konstruksi rigid beton.

"Karena kalau kita paksakan anggaran untuk pengaspalan tapi kontur tanah tidak memungkinkan bahkan rusak lagi setelah diperbaiki, jadi menghabiskan anggaran," tutup AJP. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)