TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ketersediaan bahan pokok (bapok) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) jelang Hari Raya Iduladha 2022 dipastikan cukup bagi masyarakat.
Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM (Disperdagkop) Kota Kendari, Alda Kesutan Lapae mengatakan pihaknya memeriksa dan mengawasi pedagang pasar tradisional dan ritel modern.
Untuk melakukan hal tersebut, pihaknya menurunkan tim survei di lapangan dan berkoordinasi dengan dinas terkait.
Seperti halnya pemeriksaan daging sapi jelang Hari Raya Iduladha, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kota Kendari.
"Untuk ketersediaan daging mereka cukup. Ditambah lagi adanya wabah PMK, kita turun bekerja sama dengan peternakan, alhamdulillah hasilnya aman menjelang Iduladha," kata Alda, Selasa (5/7/2022).
Baca juga: Bahan Pokok di Pasar Anduonohu Kendari Masih Mahal, Berikut Harga Bawang, Cabai hingga Tomat
Sementara ketersediaan bahan pokok lainnya seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit, cabai keriting, cabai besar, dan lainnya juga dipastikan cukup.
"Iya, setelah kami berkoordinasi dengan paara distributor, cukup walaupun stoknya tidak banyak," bebernya.
Alda Kesutan Lapae tidak memungkiri bahan pokok tersebut mengalami kenaikan harga jelang Hari Raya Iduladha.
Menurutnya kenaikan harga ini merupakan hal wajar dan sering terjadi di siklus tertentu seperti menjelang Ramadhan, Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Iduladha maupun hari besar lainnya.
Tentu saja kenaikan harga ini disebabkan beberapa faktor, pertama, karena pengaruh cuaca sehingga mempengaruhi cara penanaman para petani.
Baca juga: Pemkot Kendari Pastikan Kesehatan Hewan Ternak, Ketersediaan dan Harga Sembako Jelang Iduladha
"Di musim hujan seperti saat ini mengakibatkan produksi petani menurun, sebab banyak hasil petani yang gagal atau busuk," jelasnya.
Kemudian adanya biaya transportasi pengantaran bahan pokok ke lokasi penjual, di mana terkadang harus melewati jalan-jalan yang rusak atau jauh sehingga biasa terlambat.
Selain itu, Alda menyampaikan hal yang perlu diketahui warga khususnya para ibu. Seperti halnya penjualan bawang yang hanya diproduksi pada bulan tertentu.
Kata dia, di bulan-bulan tertentu petani tidak menanam begitu banyak bawang besar, karena ada bawang yang lebih murah.
Sehingga petani bawang yang seharusnya penanamannya dalam setahun 33 kali harus diturunkan karena ada bawang besar.
Baca juga: Harga Sembako di Kendari Melonjak Naik, Cabai Tembus Rp80 Ribu Per Kilo, Bawang Merah Tak Kalah Gila