TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Sulawesi Tenggara (Sultra) Asmar beberkan poin penting penangan percepatan penurunan stunting (PPS).
Hal itu ia sampaikan pada kegiatan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan PPS, di Claro Hotel Kendari, Selasa (9/4/2022).
Berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonensia (SGGI), angka stunting secara nasional menunjukkan perbaikan dengan turunnya tren sebesar 3.3 persen dari 27.7 persen ditahun 2019, menjadi 24.4 persen ditahun 2021.
Baca juga: Tingkatkan Program Kerja BKKBN Sultra Kerja Sama 17 Daerah, Media Online, Koran dan TV Lokal
Dengan target yang harus dicapai pada tahun 2024 sebesar 14 persen sesuai amanat presiden Joko Widodo.
Oleh sebab itu, Asmar menyampaikan disisa waktu yang lebih kurang 3 tahun, perlu dilakukan kerja ekstra dalam penanganan PPS.
"Untuk bisa dilakukan PPS dengan melibatkan semua lintas sektor, mitra terkait dan seluruh komponen terkait," kata Asmar.
Lanjutnya, dengan demikian ada beberapa hal yang menjadi fokus Penanganan PPS di Sultra.
Pertama, melakukan intervensi untuk PPS dimulai kepada remaja dan calon pengantin.
"Dengan memastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebutuhan gizi sejak dari remaja, serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat," ucap Asmar.
Baca juga: Rakerda BKKBN Sultra Kuatkan Program Bangga Kencana dan Percepatan Stunting Lintas Sektor
Kemudian, memastikan calon pengantin telah melakukan pemeriksaan kesehatannya di layanan kesehatan setempat.
Mendapatkan bimbingan perkawinan serta Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dari petugas di lapangan atau pendamping keluarga.
Selanjutnya, perlu dilakukan pemantauan kepada ibu hamil sampai anak Baduta (bayi dua tahun) yang dilakukan agar masa emas 1000 hari pertama kehidupan (HPK) berjalan optimal, baik disisi kesehatan maupun pola asuh yang diterapkan.
Kemudian keluarga yang merupakan Pasangan Usia Subur pasca persalinan agar mendapatkan pelayanan KB.
"Sehingga dapat mengatur jarak kehamilan dari sebelumnya yang mengoptimalkan pengasuhan dan kasih sayang kepada anak yang dilahirkan," tuturnya.
Terakhir, memastikan anak dari lahir hingga umur Balita mendapatkan ASI ekslusif, makanan tambahan setelah umur lebih 6 bulan, imunisasi lengkap, pemberian vitamin serta memantau dan mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal.