IDI Menduga Ada Tekanan Eksternal terhadap Unhas agar Meluluskan Disertasi Terawan

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Ifa Nabila
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto dipecat dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI)

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Polemik pemecatan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) masih terus bergulir.

Sebagaimana diketahui, dalam Muktamar ke-31 di Aceh, Jumat (25/3/2022) lalu, dibacakan hasil rapat Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI bahwa Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SpRad(K) diberhentikan secara permanen dari anggota IDI.

MKEK IDI kini menduga bahwa ada tekanan eksternal sehingga disertasi dokter terawan di Universitas Hasanuddin diluluskan.

Adapun pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI itu pun menimbulkan pro kontra.

Baca juga: IDI dan DPR Sepakat Bakal Selesaikan Masalah Pemecatan Terawan secara Kekeluargaan

Hingga akhirnya Komisi IX DPR RI dan Pengurus Besar (PB) IDI melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Kompleks Parlemen Jakarta pada Senin (4/4/2022) guna membahas beberapa hal termsuk pemecatan Terawan.

Diwartakan TribunnewsSultra.com dari YouTube KompasTV, PB IDI mengungkapkan bahwa pemecatan ini berkaitan dengan terapi cuci otak yang dilakukan Terawan terhadap para pasiennya.

Dalam RDPU itu PB IDI memaparkan kelemahan dari penelitian Terawan mengenai metode cuci otak pada tahun 2016 silam.

Yakni penggunaan heparin untuk mencegah pembekuan darah, hingga ketiadaan uji pembanding sebagai kontrol terhadap penelitian.

Baca juga: Jawaban IDI soal Pernyataan Siti Fadilah yang Sebut Pemecatan Terawan Dilatarbelakangi Bisnis Vaksin

Anggota MKEK IDI Rianto Setiabudy menduga terdapat tekanan eksternal sehingga disertasi Terawan di Unhas diluluskan.

"Saya dengan hal ini mengatakan hormat saya yang setinggi-tingginya pada Unhas dan hormat saya kepada tim pembimbing mereka," ujar Rianto seperti dikutip dari YouTube KompasTV yang tayang Jumat (8/4/2022).

"Karena mereka sebetulnya tahu sejak semula weakness ini, mereka tahu. Cuma mereka terpaksa mengiyakannya karena ada konon ada tekanan eksternal yang saya sama sekali juga tidak tahu itu bentuknya apa,"

Universitas Hasanuddin yang meluluskan disertasi Terawan pun buka suara.

Baca juga: Polemik Pemecatan Terawan, IDI Sambut Baik Rencana Mediasi dari Menkes Budi Gunadi

Direktur Komunikasi Unhas Suharman Hamzah membantah ada tekanan dalam kelulusan disertasi dokter Terawan.

Sementara itu dalam program Rosi, Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai bahwa meski erawan lulus disertasi, metode cuci otak yang digagasnya belum final sebagai metode pengobatan pasien.

"Dokter Terawan itu memang sudah sah menjadi seorang doktor, disertasinya sudah diterima. Tetapi metodenya belum selesai, jadi persoalannya belum saja," jelas Windhu.

"Jadi artinya belum saja dalam arti untuk bisa digunakan sebagai terapi standar," lanjutnya.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)