Lin Jarvis bahkan menaruh beban pabrikan kepada pembalap Yamaha, utamanya Fabio Quartararo.

Tentu saja beban itu tidak mudah bagi pembalap berjuluk El Diablo tersebut.

Quartararo berkali-kali telah mengeluh kepada pabrikan Yamaha karena "bapuknya" motor YZR-M1.

Lin Jarvis mengatakan, telah mendengarkan keluhan pembalap asal Prancis berusia 22 tahun itu.

Namun tetap saja belum ada kemajuan yang ditunjukan oleh pabrikan Yamaha.

Tampaknya Lin Jarvis mulai mempertimbangkan cara Joan Mir untuk diterapkan kepada para pembalapnya dalam memburu gelar.

Joan Mir sebelumnya mampu mencetak sejarah sebagai juara dunia MotoGP 2020 dengan cara cerdas.

Pembalap Spanyol itu mampu menjadi juara dunia dengan tampil konsisten di setiap balapan berada di podium. Bahkan dia hanya menang satu kali.

"Kami mengingat bahwa sebelumnya pernah juara MotoGP memenangkan gelar dengan konsisten dan hanya satu kemenangan saja cukup untuk menjadi juara dunia, misalnya seperti Joan Mir pada tahun 2020," kata pria Inggris itu lagi.

Pabrikan Yamaha sendiri mengetahui bahwa metode balapan seperti itu tidak mudah.

Baca juga: Yamaha Sudah Tentukan Jagoan Baru MotoGP, Pembalap Potensial Pengganti Fabio Quartararo?

Namun tampaknya kemunduran telah membuat Yamaha pesimistis dan hanya berharap pada pembalapnya.

"Bagaimana pun tidak mudah untuk menjadi kompetitif di semua sirkuit," tutur Lin Jarvis.

"Oleh sebab itu, konsistensi pada tahun 2022 bakal menjadi kunci keberhasilan."

"Kami tidak boleh membuat kesalahan dalam 21 perlombaan musim ini. Kami juga membutuhkan keberuntungan."

"Sikap Fabio sangat berguna bagi kami dalam proyek ini, sangat berguna. Sebab dia selalu berpikir positif dan berusaha untuk membawa pulang hasil terbaik dalam setiap keadaan," imbuhnya.

Baca juga: Jadwal MotoGP 2022 Live Trans7: Posisi Bagnaia, Bastianini Dipuji Marquez, Komentar Quartararo