Ukraina Tegaskan Tak Akan Menyerah dari Rusia, Hasil Perundingan Tetap Ingin Gabung NATO

Editor: Risno Mawandili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLASE FOTO - Perang Rusia vs Ukraina, presiden Vladimir Putin (kanan) dan Volodymyr Zelensky (kiri).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pemerintah Ukraina menegaskan tidak akan menyerah dari agresi militer Rusia yang telah beroperasi selama dua minggu.

Berdasarakan hasil perundingan terbaru, pihak Ukraina tetap menolak permintaan status netral yang menjadi salah satu syarat Rusia agar perang berakhir damai.

Ukraina dan Rusia telah melakukan perundingan terbaru di Antalya, Turki.

Perundingan yang berlangsung berjam-jam itu tidak memberikan kemajuan untuk gencatan senjata.

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Menter Luar Neger Federasi Rusia, Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba.

Baca juga: Senjata Makan Tuan, Amerika Mulai Ketar-ketir Hadapi Rusia, Joe Biden Bikin Warga AS Membayar Mahal

“Tidak ada kemajuan dalam gencatan senjata,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmitry Kuleba, seperti dilaporkan BFM.

Melansir dari Aljazera, Dmitry Kuleba menegaskan bahwa Ukraina belum menyerah dari agresi militer Rusia.

Ia menjelaskan, sampai saat ini perwakilan Moskow membela invasinya dan mengatakan hal itu berjalan sesuai rencana.

Katanya, tidak mendapatkan janji dari Sergey Lavrov bahwa Rusia akan menghentikan penembakan sehingga bantuan dapat menjangkau warga sipil, termasuk prioritas kemanusiaan utama.

Diketahui pemerintah Ukraina sedang mengupayakan evakuasi ratusan ribu orang yang terperangkap di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

Baca juga: Pemerintah Inggris Larang Roman Abramovich Jual Chelsea, Ini Dampanya Bagi The Blues di Liga Inggris

“Tampaknya ada pengambil keputusan lain untuk masalah ini di Rusia,” tambah Kuleba mengacu pada Kremlin.

Dia menggambarkan pertemuan itu "sulit" dan menuduh Lavrov membawa "narasi tradisional" ke meja.

“Aku ingin mengulang bahwa Ukraina belum menyerah, tidak menyerah, dan tidak akan menyerah,” kata Kuleba.

Negosiasi Akan Berlanjut

Menurut Sergey Lavrov, ingin melanjutkan negosiasi dengan Ukraina.

Baca juga: Jet Tempur Sukhoi Su-35 Milik Rusia Dilengkapi Ruadal Anti Radiasi Menuju Medan Perang di Ukraina

Ia juga menambahkan Presiden Vladimir Putin tidak akan menolak pertemuan dengan lawan bicaranya dari Ukraina, Volodymyr Zelenskyy untuk membahas masalah "spesifik".

Lavrov mengatakan Rusia tidak akan memulai konflik di Ukraina jika Barat tidak menolak "usulan kami tentang jaminan keamanan".

"Sampai akhir, kami ingin menyelesaikan situasi di Ukraina melalui cara diplomatik," katanya.

Negara-negara Barat berperilaku berbahaya di Ukraina, dan "operasi militer khusus" Rusia di sana berjalan sesuai rencana, tambahnya.

Ia juga menambahkan bahwa inisiatif untuk membuka koridor kemanusiaan setiap hari tetap berlaku.

FOTO ILUSTRASI - Perang Rusia vs Ukraina. (Tangkapan Layar The Guardian)

Katanya, Rusia tidak menyerang Ukraina dan tidak akan menyerang negara lain.

Namun serangan dari Kyiv terhadap DPR dan LPR telah direncanakan dengan matang, kata Menlu Rusia.

Menurut Lavrov, Ukraina telah dibuat menjadi "anti-Rusia" selama bertahun-tahun.

Ia juga mengangkat isu penembakan rumah sakit bersalin di Mariupol.

Ia mengklaim, tidak ada pasien dan staf di rumah sakit bersalin itu, karena bangunan itu telah lama menjadi basis para ekstremis.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Diduga Idap Penyakit, Ini Penjelasan Ahli Mengenai Penyebabnya

Adapun ekspansi NATO, Rusia menganggap penolakan aliansi untuk mempertimbangkan kepentingan Moskow dalam masalah ekspansi tidak dapat diterima.

Lavrov menegaskan kembali posisi Federasi Rusia yang mengharapkan status netral dari Ukraina dan siap untuk membahas jaminan keamanannya.

Kyiv Menolak Tuntutan Rusia

Menlu Ukraina, Kuleba mengumumkan bahwa Kyiv menolak untuk memenuhi tuntutan Rusia, seperti dilaporkan Regnum.

Kuleba mengatakan dia dan Lavrov tidak membuat kemajuan dalam menengahi gencatan senjata 24 jam.

Jet tempur Sukhoi Su-35 Rusia menembakkan rudal selama kompetisi Aviadarts sebagai bagian dari International Army Games 2021 di jangkauan Dubrovichi di luar Ryazan, Rusia pada 27 Agustus 2021. (REUTERS/Maxim Shemetov)

Ia juga menambahkan tampaknya Rusia akan melanjutkan serangan sampai Ukraina menyerah, sesuatu yang dia katakan Kyiv tidak akan melakukannya. 

Menurutnya, para pihak harus melakukan pembicaraan yang serius dan substantif, tanpa klise.

Sejauh ini, dari sudut pandang Kyiv, tidak ada solusi diplomatik untuk konflik tersebut.

Dia menyatakan, Mariupol memiliki situasi kemanusiaan yang paling sulit.

“Kami belum membuat kemajuan dalam masalah ini, karena tampaknya orang lain di Rusia membuat keputusan tentang itu,” kata Kuleba.

Menurut dia, para pihak sepakat untuk terus mencari cara penyelesaian masalah kemanusiaan.

Ia juga menambahkan negosiasi dengan Rusia akan dilanjutkan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hasil Pertemuan Rusia dan Ukraina Tidak Ada Kemajuan, Ukraina Menolak Tuntutan Rusia