Menpan RB Tjahjo Kumolo Akui Ada Kecurangan Saat Tes SKD CPNS di Buol, 1 Soal Dikerjakan 8 Detik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panitia Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) memeriksa peserta sebelum memasuki ruang tes SKD CPNS Kemendikbud Ristek 2021 Sultra di Laboratorium Komputer FITK UHO, Rabu (6/10/2021).

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atau Menpan-RB Tjahjo Kumolo sudah mendapatkan laporan terkait kecurangan seleksi kompetensi dasar (SKD) CPNS di Pemkab Buol, Sulawesi Tengah.

Hasil laporan tersebut diketahui potensi terjadi kecurangan pada pelaksanaan SKD CPNS 2021 yang digelar di BKPSDM Kabupaten Buol.

“Cara kerja kecurangannya dengan menginstal software remote akses sehingga PC yang digunakan peserta bisa diakses dari luar lokasi ujian.

Baca juga: Bhayangkara vs Borneo BRI Liga 1 2021, Misi Ezechiel cs Tinggalkan Persib & PSIS di Puncak Klasemen

Software tersebut dipasang/diinstall Kepala BKPSDM bersama dua orang lainnya pada malam hari.

Dari bukti rekaman CCTV dihapus, tapi bisa direcovery tim BKN dan BSSN,” ungkap Tjahjo, Selasa (26/10/2021).

Adanya kecurangan pengawas di lokasi berawal dari terjadi blue screen pada salah satu PC peserta ujian.

Di mana, PC tersebut ternyata yang dipasang software remote akses.

“Kemudian peserta diminta pindah duduk, tetapi yang bersangkutan tidak mau pindah dari PC tersebut.

Baca juga: Foto Syur Bocah 13 Tahun Disebar Temannya Pemuda 21 Tahun yang Sakit Hati Cintanya Diabaikan

Posisi duduk di komputer ini sudah diatur/diarahkan sebelumnya oleh panitia lokal.

Terlihat hasil rekaman CCTV,” tuturnya.

Selain itu, Tjahjo mengatakan pihaknya sudah melakukan audit trail terhadap peserta tes.

Audit trail ini untuk melihat aktivitas peserta selama pelaksanaan ujian.

Dari situ, lanjut dia, terlihat peserta sangat cepat dalam menyelesaikan soal, baik saat menampilkan soal maupun menjawab soal sangat cepat dengan rata-rata 8 detik per satu soal.

“Peserta tersebut hanya menampilkan soal kurang lebih 30 soal dalam hitungan detik (rata-rata 7 detik).

Setelah menampilkan soal dalam hitungan detik, kemudian menjawab soal juga dalam hitungan detik (rata-rata 8 detik)," ujarnya.

"Ini sangat tidak mungkin terjadi, karena rata-rata waktu bagi peserta minimal 50-54 detik.

Baca juga: 153 Gram Sabu Asal Malaysia Gagal Beredar di Kolaka, Bea Cukai Kendari & BNNP Sultra Tangkap 4 Orang

Artinya dengan waktu yang begitu pendek, tidak mungkin orang bisa membaca soal bisa sangat cepat.

Ini terjadi juga di soal-soal Tes Intelegensi Umum yang berisi hitung-hitungan,” imbuhnya.

Tjahjo mengatakan bahwa peserta yang ada di komputer tersebut hanya menampilkan soal.

Selanjutnya yang menjawab adalah tim di luar lokasi.

“Itu sebabnya bisa dilakukan dengan sangat cepat, karena ada dugaan tidak dilakukan oleh satu orang tetapi dalam bentuk tim yang bertugas membantu menjawab soal-soal ujian,” tuturnya.

Menurut dia, beberapa alat bukti, hasil CCTV, hasil audit forensik dari sistem CAT dan interview dengan petugas di lapangan memperlihatkan kecurangan tersebut.

"Demikian kondisi ya,” simpulnya.(kompas.com)