Namun, ia sungkan berbicara panjang lebar terkait kiprahnya itu.
"Saya berawal dari pengusaha, dulu pernah jadi tukang batu hingga jualan sayur," ujarnya.
Pernyataan itu menjelaskan, Samahuddin memimpin Buteng dengan gaya informal bahkan terkesan 'nyentrik'.
"Nah, mungkin pengalaman itu membuat cara memimpin saya lebih simpel dan praktis, jauh dari kesan birokrasi," katanya menambahkan.
Baca juga: Pantai Wantopi, Hamparan Pasir Putih dan Bentangan Laut Jernih di Teluk Lasori Buton Tengah
Saat ditanya apa yang masih ingin dilakukannya sebagai bupati, Samahuddin pun menjawab ringkas dan lugas.
"Kita santai saja, biar masyarakat yang menilai kita. Kita jalankan tugas dan tanggungjawab kepada rakyat, jadi semuanya dikembalikan kepada masyarakat," jelasnya.
Pun saat ditanya keinginan melanjutkan kepemimpinannya sebagai Bupati Buteng untuk periode keduanya "Semuanya kita kembalikan kepada rakyat yang menilai kita," tuturnya.
Sejauh ini, Samahuddin telah menggenjot pembangunan infrastruktur di daerah yang baru dimekarkan dari Kabupaten Buton sekitar 7 tahun silam tersebut.
Infrastruktur tersebut salah satunya kantor bupati yang hingga saat ini harus menempati eks kantor Kecamatan Lakudo.
Juga pembukaan dan perbaikan akses jalan termasuk beberapa icon kabupaten seperti simpang Labungkari.
Ia sempat memaparkan beberapa potensi daerahnya yang bisa dikembangkan seperti sektor perikanan hingga pariwisata.
Lainnya soal pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton Tenggah berada di atas 3 persen.
Angka itu dinilai positif mengingat pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Samahaddin menambahkan, sebelum pandemi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton Tengah mencapai 5 persen.
Data Diri