"Kami akan berhenti dan membongkar pondasi yang menutup akses jalan ini sampai pemerintah provinsi merealisasikan janjinya," tegas Kasman lewat panggilan telepon, Kamis (12/8/2021).
Ia menjelaskan, saat ini pondasi jalan telah menutup seluruh badan jalan.
Meski demikian, mereka tetap menyiapkan akses untuk ambulans atau kendaraan yang mengantar pasien.
"Jadi masih ada akses kami siapkan untuk mobil ambulans, motor, atau mobil yang mengangkut orang sakit," ujarnya.
Akses yang dimaksud Kasman adalah jalan usaha tani yang terhubung dengan jalan poros Muna-Buton Tengah.
"Kami hanya ingin jalan di Kecamatan Parigi, umumnya jalan poros Muna-Buton Tengah dispal," tuturnya.
Kasman menambahkan, warga saat ini tidak percaya lagi dengan janji Pemprov Sultra.
Pasalnya, pada tahun 2020 warga dijanjikan perbaikan jalan poros Muna-Buton Tengah Keseluruhan.
Tetapi Dinas Bina Marga Sulawesi Tenggara hanya menganggarkan Rp6 miliar untuk perbaikan jalan tersebut.
Kasman mengatakan, Rp6 miliar tidak akan cukup untuk mengaspal seluruh ruas jalan poros Muna-Buron Tengah.
"Kami sudah berkonsultasi, dalam pembuatan jalan itu untuk pengaspalan 1 kilo meter butuh anggaran sekira Rp2 miliar. Jadi Rp6 miliar itu tidak akan cukup untuk mengaspal jalan di Kecamatan Parigi," imbuhnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Fadli Aksar)