Insentif Tenaga Kesehatan Sultra

7 Bulan Tak Terima Gaji, Petugas Isolasi Covid-19 Sultra Terpaksa Berutang Demi Kebutuhan Hidup

Penulis: Mukhtar Kamal
Editor: Risno Mawandili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi tenaga kesehatan

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KENDARI- Selama 7 bulan tak terima gaji, petugas isolasi mandiri Covid-19 yang bertugas di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) terpaksa berhutang.   

Pemprov Sultra tak membayar gaji 31 petugas Covid-19 yang bertugas di SMA Angkasa, Jl Stasiun Radar, Kelurahan Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.

Salah seorang sumber Tribunnewssultra.com mengatakan, nyaris tak dapat membeli beras akibat belum digaji. 

"Saya sampai harus meminjam uang kepada teman karena sudah tidak bisa membeli beras," ujar pria yang enggan disebutkan namanya lewat panggilan telepon, Minggu (11/7/2021).

Sumber kami dirahasiakan namanya karena mereka diancam bakal dipecat jika mengungkapkan gaji ke publik. 

Seorang sumber lain mengatakan, pihak Pemprov Sultra selalu menimpali penderitaan mereka dengan dalih diberi fasilitas selama bekerja. 

"Katanya kami bekerja disini tidak rugi karena diberikan tempat tinggal dan makanan yang terjamin, tapi kebutuhan yang lain bagaimana," kata seorang sumber Tribunnewssultra.com. 

Hal yang sama turut dirasakan petugas lain yang telah berkeluarga.

Baca juga: Kondisi Kesehatan Agista Ariani Istri Gubernur Sultra Ali Mazi, Pemprov Sebut Sehat Tepis Covid-19

Ia mengatakan, harus meminjam uang kepada keluarga akibat 7 bulan belum dibayarkan.

"Iya, sebenarnya sudah malu ini minjam sama keluarga tapi belum juga bisa digantikan," ujar petugas yang bekerja di tempat isolasi mandiri Pemprov, Sultra SMA Angkasa itu.  

Dikonfirmasi terpisah, orangtua salah seorang petugas mengatakan, tiap bulan harus mengirim uang kepada anaknya yang mempertaruhkan nyawanya.

Ia telah meminta anaknya untuk pulang saja daripada lanjut bekerja. 

"Mending anakku pulang saja di rumah kalau tidak ada jaminan keselamatan, perihal makan bisa dia di rumah saja," ujar seorang ibu dari seberang telepon. 

Baca juga: 7 Bulan Tak Terima Gaji, Tenaga Kesehatan di Sultra Diancam Dipecat Jika Bocorkan Masalah ke Publik

Seorang petugas mengatakan, telah puluhan kali mengeluhkan tunggakan gaji kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sultra, namun tetap saja tak merespon.

"Katanya sabar besok sudah cair kalian bisa cek di rekening masing masing, dan kalimat ini yang kami terima dari Senin hingga Minggu saat kami minta hak kami," ujar salah seorang wanita. 

Sebelumnya sebanyak 31 tenaga kesehatan di gedung isolasi bekas SMA Angkasa Sulawesi Tenggara tak menerima insentif selama 7 bulan.

Alih-alih mendapatkan kepastian, sebagian mereka malah diancam akan dipecat jika masalah itu dibocorkan ke publik.

Tak hanya tenaga kesehatan, 6 personel Satpol PP, dan 2 petugas kebersihan juga tak kunjung menerima upah selama berdinas melayani pasien Covid-19.

Baca juga: Sekda dan Plt Kadinkes Sultra Bungkam Soal Dugaan Intimidasi Tenaga Kesehatan di Gedung Isolasi

Salah seorang tenaga kesehatan yang enggan disebutkan namanya membeberkan informasi memprihatinkan itu.

Ia mengatakan sudah 7 bulan selama bertugas menangani pasien Covid-19 di Sultra belum mendapatkan gaji.

Dirinya dan 38 petugas di sana memilih tetap bertahan meski nasibnya tak jelas.

Mereka juga hanya diiming-imingi untuk diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara atau ASN.

Setiap kali mempertanyakan pembayaran honor, kata tenaga medis ini, mereka hanya dijanji.

Baca juga: Dugaan Intimidasi Nakes Sultra di Gedung Isolasi, PuspaHAM: Itu Kejahatan, Ombudsman: Cari Pelakunya

"Katanya, tunggu keputusan dari Surat Gubernur Sultra dan Kemendagri. Kami bahkan diancam kalau informasi ini disampaikan di luar, kami akan diberhentikan dan tidak menerima upah sedikitpun," ujarnya lewat sambungan telepon, Jumat (9/7/2021).

Dirinya dan 37 petugas lain mengaku sudah bosan dijanji dan diiming-imingi.

"Jawabannya ada-ada saja dan jawaban itu kesannya agar kami menunggu gaji kami terima dengan penuh semangat namun hingga kini belum ada kepastian," katanya

Mereka pun meminta agar pemerintah segera membayarkan honor mereka. (*)

(Tribunnewssultra.com,/Husni Husein)