TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kopda Edi Siswanto adalah satu di antara awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang kini dinyatakan gugur.
Kopda Edi Siswanto berasal dari Desa Sumberaji Kecamatan Sukodadi, Lamongan, Jawa Timur.
Ada cerita mengharukan saat Kopda Edi Siswanto memutuskan mengambil risiko tinggi mengikuti seleksi awak Kapal Selam.
Baca juga: Perjuangan Sertu Bambang Masuk TNI Baru Lolos setelah 3 Kali Tes, Kini Gugur Bersama Nanggala-402
Ternyata, prajurit TNI AL lulusan tahun 2013 itu ingin dekat dengan sang ibu.
Hal ini diungkapkan Serma Sukirman, kakak Kopda Edi Siswanto.
Diceritakan Sukirman, saat masih berusia 5 tahun, Kopda Edi sudah ditinggal wafat ayahnya, Nipan.
Dia pun tinggal bertiga bersama ibu dan kakaknya, Sukirman.
Sang kakak berhasil menempuh pendidikan sebagai TNI AL yang kini berpangkat Serma.
Setelah lulus SMA Negeri Mejoyo Sukodadi, Edi Siswanto berhasil menyusul keberhasilan kakaknya sebagai anggota TNI AL.
Baca juga: Serda Pandu Gugur Bersama Nanggala-402, sang Ayah Peltu Wahyudi Sempat Video Call Ingin Beri Sepatu
Edi lalu ditugaskan ke Ambon, Maluku.
Setelah itu, dia menikah dengan gadis pujaannya, Nia Sri Ekawati, tujuh tahun silam.
Saat ibunya sakit, Edi membuat keputusan yang mengagetkan istrinya.
Sang istri, Nia Sri Ekawati diminta mengakhiri kerjanya di perpajakan untuk beralih menemani ibunya seorang diri di rumah sampai ajalnya.
Tak hanya itu, sebagai wujud baktinya kepada sang ibu, dia memutuskan mengikuti seleksi kapal selam dan dinyatakan lulus.
Baca juga: Rangkuman Fakta Tenggelamnya Kapal KRI Nanggala-402, Termasuk Penemuan Sejumlah Benda dan Serpihan
Apa alasan ia sampai ikut seleksi di kapal selam? menurut Sukirman keberadaan kapal selam hanya ada di Surabaya.