TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Bulan suci Ramadan 1442 Hijriah/ 2021 Masehi sudah di depan mata.
Di bulan ini umat muslim akan menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh.
Lantas kapan awal puasa Ramadan 1442 Hijriah/ 2021 Masehi ?
Untuk mengetahui awal puasa Ramadan 1442 Hijriah, pemerintah melalui Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat.
Dikutip dari kemenag.go.id, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1442 H akan digelar pada Senin, 12 April 2021, sore ini.
Baca juga: Tanggal Berapa Puasa Ramadhan 2021? Simak Jadwal Puasa Ramadan 2021 dan Penetapan Awal Puasa 1442 H
Baca juga: Marhaban Ya Ramadhan, Kumpulan Doa Menyambut Bulan Puasa Ramadan 2021 Sesuai Sunnah
Ditambahkan Direktur Urusan Agama Islam Agus Salim, sidang isbat akan digelar dalam tiga tahapan, dimulai pada pukul 16.45 WIB.
Berikut tiga tahapan pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1442 Hijriah.
Pertama, pada pukul 16.45 WIB, akan dimulai dengan pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1442 Hijriah oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag.
Sesi ini akan disiarkan langsung melalui tayangan televisi.
Kedua, setelah shalat Magrib, akan digelar sidang isbat awal Ramadan. Tahap ini digelar secara tertutup.
Ketiga, akan digelar konferensi pers penyampaian hasil sidang isbat oleh Menteri Agama.
Penyampaian keputusan akan akan disiarkan TVRI dan media sosial Kemenag.
Pelaksanaan sidang isbat di antaranya akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, dubes negara sahabat, perwakilan ormas, LAPAN, BMKG, dan undangan lainnya.
Selain itu, akan hadir pula perwakilan ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, dan Al Washliyah.
Kemenag menyebutkan, sejumlah pemantau hilal sudah diturunkan di 86 lokasi dari 34 provinsi di Indonesia.
Baca juga: Panduan Ibadah Ramadan dan Idulfitri, Kemenag : Tak Berlaku di Daerah Zona Orange & Merah Covid-19
Baca juga: Ini 3 Tahap Sidang Isbat hingga Lokasi Pemantauan Hilal, 12 April 2021 Kemenag Tetapkan Awal Ramadan
Metode penentuan awal Ramadan
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, ada dua metode untuk menentukan awal Ramadan.
Dua metode itu adalah hisab dan rukyat.
Apa itu rukyat? Rukyatulhilal merupakan aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat matahari terbenam menjelang awal bulan pada Kalender Hijriah.
Bersama ormas dan para pakar, Kemenag terlebih dulu melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal.
Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya salah lihat.
Jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan objek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau objek lainnya.
Perlu diketahui, hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.
Jika ketinggiannya di bawah itu, artinya belum rukyat.
Selanjutnya, metode kedua adalah hisab.
Apa itu hisab? Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan di Indonesia dan sudah menggunakan metode kontemporer.
Sementara, Kemenag menggunakan data ephemeris hisab rukyat.
Meski ada beberapa metode hisab rukyat, biasanya hasilnya sama.
Baca juga: Penetapan Awal Ramadan 2021, Kemenag Pantau Hilal di 34 Provinsi, Berikut Ini Lokasinya
Baca juga: 11 Poin Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1442 H dari Kemenag, Termasuk Soal Buka Puasa Bersama
Kedua metode ini merupakan sebuah cara untuk menentukan awal bulan, tidak bisa dinafikkan satu sama lain karena semuanya saling mendukung.
Terlepas dari itu, sebelum menjalankan ibadah puasa, sebaiknya umat Muslim mengingat kembali doa sahur dan berbuka puasa.
Dikutip dari Tribunnews.com berikut bacaan niat sahur dan berbuka puasa Ramadan 1442 Hijriah.
- Bacaan niat sahur
Bacaan niat sahur puasa Ramadan dilakukan sebelum melaksanakan puasa atau dibacakan malam hari setelah tarawih.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa."
Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardu di bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.
- Bacaan berbuka puasa
Selain itu, sebelum berbuka puasa, umat Muslim juga harus membaca doa berbuka puasa, sebagai berikut :
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
"Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin."
Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Nabi SAW ketika berbuka puasa, beliau membaca :
"Dzahabaz dzama-u, Wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, Insyaa Allah."
Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah." (*)