Warga pun dilarang beraktivitas dekat dengan lokasi kejadian.
Adapun polisi megamankan para warga maksimal 50 meter dari lokasi kejadian.
Akibat ledakan tersebut, dua jalan, yakni Jl. Kajaolailado dan Jl. RA Kartini ditutup.
Sedangkan ruas jalan lain masih normal seperti biasa.
Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Merdisyam juga menjelaskan kronologi hingga terjadi aksi pengeboman di area Gereja Katedral Makassar.
Menurut saksi, ada seseorang yang ingin masuk gereja dalam kondisi naik motor.
“Di jalan ada satu motor yang mau masuk ke dalam parkiran, sempat ditahan oleh petugas gereja,” kata Merdisyam.
"Dan saat itulah terjadi ledakan, yang mengakibatkan korban, baik dari pelaku itu sendiri atau dari jemaat dan petugas gereja,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Dansat Brimob Polda Sultra Ajak Masyarakat Deteksi Dini Paham Radikal: Teror Bisa Muncul di Manapun
Baca juga: GP Ansor Sultra Kutuk Bom Bunuh Diri di Makassar: Aksi Biadab Meruntuhkan Sendi Kemanusiaan
Pelaku belum sempat turun dari motor hingga terjadi ledakan itu.
“Kalau kita lihat dari olah TKP, jasad dan kendaraan itu menyatu, diduga belum turun karena ditahan oleh petugas gereja," jelas Merdisyam.
Pengakuan Saksi Mata
Seorang saksi mata ledakan bom di di depan Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Makassar, mengungkapkan mengenai korban bom
Dikutip TribunnewsSultra.com dari tayangan YouTube KOMPASTV, seorang saksi bernama Irsa mengaku melihat beberapa korban luka.
Diketahui, saat bom meledak, Irsa tengah berada di bangunan tak jauh dari lokasi namun berada di lantai 2.
"Di atas pak, di lantai 2," jawab Irsa.