Jejak Terakhir Kacab BUMN Jadi Petunjuk Penting Terungkap Kasus Pembunuhannya, 15 Pelaku Ditangkap
Jejak terakhir Kepala Cabang bank BUMN Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37) menjadi petunjuk penting dalam kasus pembunuhannya.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Jejak terakhir Kepala Cabang bank BUMN Cempaka Putih, Mohamad Ilham Pradipta (37) menjadi petunjuk penting dalam kasus pembunuhannya.
Hal ini disampaikan oleh Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKP Charles Bagaisar.
Charles mengungkapkan unggahan terakhir Instagram Story Ilham pada 19 Agustus 2025 menjadi petunjuk.
Ilham memperlihatkan dirinya berada di ruang rapat dengan keterangan 'Bismillah, semoga lancar'.
Unggahan tersebut, sehari sebelum penculikannya.
Kalimat itu kini dianggap sebagai pesan terakhir yang bisa menjadi petunjuk penting.
Ia mengungkapkan, Ilham baru saja menghadiri rapat internal sebelum disergap oleh para pelaku.
Charles juga mengungkapkan dugaan terkait pembunuhan Ilham.
Dugaan kuat menyebutkan bahwa Ilham menolak permohonan kredit fiktif senilai Rp13 miliar.
Hal inilah diduga menjadi motif utama pelaku menculik Ilham dan berujung pada kematian tragis.
Baca juga: Profil Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab BUMN, Punya 33 Ribu Followers di IG, Miliki Tempat Bimbel
“Korban habis meeting kantor, sama teman-teman kantornya juga,” ujar AKP Charles Bagaisar saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 22 Agustus 2025 dikutip dari Tribunnews.com.
Sementara itu, pihak keluarga angkat bicara. Widodo Bayu Ajie mengungkapkan bahwa Ilham tak pernah bermasalah dengan siapapun.
Ilham tak pernah menceritakan terkait permasalahan pekerjaan kepada keluarga, termasuk kepada istrinya.
Pihak keluarga baru mengetahui adanya isu ini setelah kasus mencuat ke publik.
“Tidak (pernah cerita). Malah isunya berkembang setelah kejadian. Pada saat dimuat, berita itu kan mulai muncul ada yang menyampaikan ini itu,” ujar Widodo di Dramaga, Bogor, Jawa Barat, Senin malam, 25 Agustus 2025 dikutip dari sumber yang sama.
Seperti diketahui, kasus penculikan berujung kematian dialami Kacab bank milik BUMN yang terletak di Cempaka Putih.
Tanda tanya besar atas kematian tersebut begitu liar di masyarakat.
Satu persatu pelaku pun ditangkap.
Bahkan ada 15 pelaku yang telah diamankan.
Yang masih menjadi tanda tanya besar adalah apa yang terjadi sebelum ia disergap di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu, 20 Agustus 2025?
Sementara itu, 15 pelaku kini diamankan dan memiliki peran serta tugas masing-masing.
Ilham Pradipta adalah lulusan Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) angkatan 2006. Ia bergabung dengan bank BUMN pada tahun 2012 dan meniti karier hingga dipercaya sebagai Kepala Cabang Pembantu (KCP) Cempaka Putih di Jakarta Pusat. Semasa kuliah, Ilham juga dikenal sebagai penyiar radio dengan nama siar “Dipta.”
Pada Rabu, 20 Agustus 2025, Ilham terlihat berada di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo setelah menghadiri rapat. Rekaman CCTV menunjukkan ia berjalan menuju mobilnya sebelum disergap oleh empat orang dari mobil putih. Meski sempat melawan, Ilham kalah jumlah dan dipaksa masuk ke kendaraan pelaku.
Keesokan harinya, Kamis, 21 Agustus 2025, jasad Ilham ditemukan di semak-semak Desa Naga Sari, Kabupaten Bekasi, dalam kondisi mengenaskan: tangan dan kaki terikat, mata dilakban. Hasil autopsi menyatakan ia meninggal akibat hantaman benda tumpul di leher dan dada, yang menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen.
Peran 15 Tersangka Terungkap
Polda Metro Jaya telah menetapkan 15 tersangka dalam kasus ini, yang terbagi dalam empat klaster peran:
Aktor Intelektual (Dalang Perencanaan)
DH (Dwi Hartono) – pengusaha bimbingan belajar online, ditangkap di Solo
YJ – rekan DH dalam perencanaan, ditangkap di Solo
AA – bagian dari tim perencana, ditangkap di Solo
C alias Ken – ditangkap di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara
Klaster Pengintai
F – diduga oknum aparat, masih dalam pendalaman
S – bertugas membuntuti korban sebelum penculikan
Klaster Penculik
AT – pelaku lapangan, ditangkap di Johar Baru
RS alias Eras – pelaku penculikan, ditangkap di Labuan Bajo
RAH – turut serta dalam penjemputan paksa
RW – bagian dari tim penculik, ditangkap di Jakarta Timur
Klaster Eksekutor dan Pembuang Jasad
M – pelaku penganiayaan
T – eksekutor yang menyebabkan kematian korban
U – membantu membuang jasad ke Bekasi
Z – bagian dari tim eksekusi
N – pelaku yang ikut dalam pembuangan jasad
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Abdul Rahim, menjelaskan bahwa para tersangka telah dibagi ke dalam empat klaster peran.
“Aktor intelektual, klaster membuntuti, klaster yang menculik, dan klaster penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia dan membuang korban,” jelas AKBP Abdul Rahim.
Para tersangka ditangkap di berbagai lokasi, termasuk Solo, Jakarta Utara, Johar Baru, Cawang, dan Labuan Bajo, menunjukkan bahwa aksi ini dirancang secara terorganisir lintas wilayah.
Penyidik masih mendalami motif utama dan kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk aliran dana dan komunikasi internal yang belum terungkap.
Jejak yang Belum Selesai
Meski 15 tersangka telah ditangkap, kasus ini belum sepenuhnya terurai. Jejak digital Ilham, komunikasi internal bank, dan dugaan keterlibatan oknum aparat membuka ruang baru dalam penyidikan. Apakah Ilham menjadi korban karena berani menolak skema korupsi? Atau ada kepentingan yang lebih besar di balik pembungkaman ini?
Publik menanti jawaban, dan penyidik masih menelusuri lapisan demi lapisan. Satu hal yang pasti: pesan terakhir Ilham bukan hanya doa, tapi mungkin juga alarm sunyi yang menuntut keadilan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pesan Terakhir Kacab Bank BUMN Sebelum Diculik: Jejak Digital yang Bisa Bongkar Motif Pembunuhan
(Tribunnews.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.