Rektor UHO Kendari Wafat

Isak Tangis Istri Rektor UHO Kendari Prof Armid Beriringan dengan Lantunan Ayat Suci Pelayat

Suasana duka mendalam menyelimuti kediaman almarhum Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof Armid.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
Kolase foto TribunnewsSultra.com
REKTOR MENINGGAL - Suasana duka mendalam menyelimuti kediaman almarhum Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) Prof Armid. Rektor yang baru saja merayakan Dies Natalis UHO ke-44 itu mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Dr R Ismoyo atau RS Korem, Sabtu (23/8/2025).  

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Suasana duka mendalam menyelimuti kediaman almarhum Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) Prof Armid.

Rektor yang baru saja merayakan Dies Natalis UHO ke-44 itu mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat di Rumah Sakit (RS) Dr R Ismoyo atau RS Korem, Sabtu (23/8/2025). 

Di rumah bercat putih itu, keluarga, kerabat, hingga civitas akademika UHO terus berdatangan untuk memberikan doa terakhir.

Sang istri, Dr Fahmiati, tampak duduk lemah di sisi jasad suaminya yang terbujur kaku berselimut kain batik.

Wajahnya tidak lagi mampu menyembunyikan kesedihan.

Sesekali ia menunduk, merapalkan doa, lalu mengusap air mata yang terus jatuh.

Dosen Kimia Anorganik Fakultas MIPA UHO itu juga beberapa kali menyampaikan permohonan maaf atas nama suaminya kepada para pelayat.

“Mohon dimaafkan atas segala kesalahannya,” ucapnya dengan nada lirih.

Baca juga: Penyebab Prof Armid Rektor UHO Kendari Meninggal, Kronologi Ditemukan Istri Jatuh di Ruang Kerja

Kehilangan ini bukan hanya dirasakan dirinya, tetapi juga ratusan orang yang memenuhi ruangan rumah duka.

Sejumlah pelayat duduk bersila sambil membuka mushaf Al-Qur’an.

Bacaan ayat suci terdengar lirih, berpadu dengan suara isak tangis keluarga.

Di antara mereka, ada yang terisak sambil menutup wajah dengan kerudung, tak kuasa menahan duka.

Di dekat jasad almarhum, sebuah kertas bertuliskan nama ‘Armid bin Alimuddin’ diletakkan bersandar pada sebuah bantal hijau, seolah menjadi saksi bisu perpisahan terakhir.

Tetangga dan kerabat dekat yang hadir menggambarkan sosok Prof Armid sebagai pribadi sederhana, santun, dan penuh perhatian.

Tidak heran, kepergiannya meninggalkan kesan mendalam bagi banyak orang.

Bahkan sepanjang jalan masuk di Jalan RS Jiwa, Lorong Palaka, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, kendaraan roda dua maupun roda empat memenuhi sisi jalan hingga menimbulkan kemacetan cukup parah.

Sejak jasad almarhum tiba di rumah, para pelayat datang silih berganti.

Menyalami keluarga, memberikan doa, dan menguatkan sang istri dengan pelukan haru.

Detik-detik Rektor UHO Meninggal

Sebelum dinyatakan meninggal dunia, jantung Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Prof Armid sempat berdetak di angka 30 terlihat dalam layar monitor.

Hal tersebut disampaikan sang kakak kandung, Tohir saat diwawancarai jurnalis TribunnewsSultra.com di rumah duka, Sabtu (23/8/2025). 

Tohir mengungkapkan bahwa Prof Armid dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami sesak napas serta sakit pada bagian dada. 

Padahal sebelumnya, Rektor UHO itu masih sempat berbincang dengan sang istri. 

Setelah dilarikan ke rumah sakit, pertarungan melawan maut pun dimulai. 

Menurut Tohir, tim dokter berupaya keras untuk menyelamatkan nyawa Prof Armid. Mereka bahkan menggunakan pompa jantung.

"Dokter sempat kewalahan hingga berkeringat," ungkap Tohir.

Selama dua jam, kondisi Prof Armid terus dipantau. Monitor jantung menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, dari angka 30, 15, kemudian nol, sebelum naik lagi ke 15.

Namun, setelah perjuangan panjang, tim dokter menyatakan Prof Armid meninggal dunia. 

Baca juga: Rektor UHO Kendari Prof Armid di Mata Sang Kakak, Cerdas dan Penyayang, Sebut Banyak Kenangan Indah

Berdasarkan data medis, denyut jantung normal bagi orang dewasa saat beristirahat berada di kisaran 60 hingga 100 detak per menit (bpm).

Angka 30 detak per menit tidak normal dan tergolong sangat rendah.

Kondisi ini disebut bradikardia dan dapat menjadi tanda adanya masalah serius pada kesehatan jantung.

Denyut jantung yang sangat rendah bisa menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, sesak napas, atau nyeri dada.

Ia meninggal dunia setelah mengalami serangan jantung pada Sabtu (23/8/2025) di RS Ismoyo, Kendari.

Peristiwa ini terjadi hanya sehari sebelum Prof Armid dijadwalkan berangkat ke Ibu Kota Negara (IKN).

Suasana Rumah Duka

 Kesedihan mendalam dirasakan oleh keluarga Rektor Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Prof Armid di rumah duka, Sabtu (23/8/2025) malam.

Jenazahnya dibawa ke kediamannya di Lorong Palaka, Jalan Dr Sutomo, Kelurahan Tobuuha, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Letaknya tidak begitu jauh dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sultra, hanya berjarak 350 meter atau sekira satu menit jika menggunakan kendaraan.

Pantauan TribunnewsSultra.com di lokasi, kendaraan roda empat tampak terparkir di sepanjang jalan menuju rumah duka.

Orang-orang silih berganti mengunjungi rumah tembok berwarna putih itu.

Selain pejabat UHO, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR) pun bertandang ke rumah duka untuk memberikan doa.

Jenazah Prof Armid dibaringkan di ruang tengah, persis di hadapan tiga pigura berisi foto keluarga dan foto pribadinya.

Sebuah bingkai foto berukuran besar berisi foto keluarga Prof Armid bersama istri dan dua anak laki-lakinya.

Sedang dua pigura lainnya berisi foto Rektor UHO saat dikukuhkan sebagai guru besar dan foto diri berlatar merah.

Di sisi jenazah Prof Armid, keluarga dan sanak saudara duduk bersimpuh sambil berlinang air mata.
 
Sebelumnya, Prof Armid sempat dirawat di RSAD TK IV dr R Ismoyo Kendari atau dikenal RS Korem. Namun, Prof Armid meninggal dunia.

Humas UHO Kendari, Sarman, saat dikonfirmasi TribunnewsSultra.com membenarkan berpulangnya Prof Armid

"Meninggal dunia sekitar jam 8 lewat 7 menit," kata Sarman.

23 Hari Jabat Rektor

Prof Armid SSi MSi MSc DSc resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (01/08/2025).

Proses pelantikan Rektor UHO periode 2025-2029 tersebut dipimpin Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Sekjen Kemdiktisaintek), Togar Mangihut Simatupang.(*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved