KM Tilongkabila Tabrak Karang di Baubau

Mengenal KM Tilongkabila Kapal Pelni Tabrak Tepi Tebing Dasar Selat Baruta Buton Sulawesi Tenggara

Mengenal Kapal Motor atau KM Tilongkabila, kapal Pelni tabrak tepi tebing dangkalan dasar laut di Selat Baruta, Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
Kolase foto dok TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan, akun FB Pelni162
KM TILONGKABILA PELNI - Kolase foto Kapal Motor (KM) Tilongkabila milik PT Pelni berlabuh di Dermaga Pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (28/07/2025), dan foto arsip saat kapal buatan Jerman tersebut berlayar. Kapal penumpang Pelni tersebut kembali berlabuh di Baubau usai insiden tabrak tepi tebing dangkalan dasar laut Selat Baruta, Buton, Provinsi Sultra, Minggu (27/07/2025) malam. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Mengenal Kapal Motor atau KM Tilongkabila, Kapal Pelni tabrak tepi tebing dangkalan dasar laut di Selat Baruta, Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Insiden kapal penumpang milik PT Pelni (Persero) dalam pelayaran dari Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, ke Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra, tersebut terjadi Minggu (27/07/2025) malam.

Kapal tersebut sebelumnya melayani pelayaran dari Pelabuhan Soekarno-Hatta, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Akibat insiden tersebut, KM Tilongkabila putar haluan dan kembali ke pelabuhan asal.

Kapal Pelni tersebut kembali berlabuh di Pelabuhan Murhum Baubau, Senin (28/7/2025) dini hari sekitar pukul 00.33 wita.

Sebanyak 1.308 penumpang selamat.

Sementara, bagian lunas kapal (bagian terbawah struktur kapal) mengalami kebocoran satu jengkal.

Baca juga: Usai KM Tilongkabila Rute Baubau-Muna Tabrak Karang, Pelni: Berlayar Lagi Jika Selesai Diperbaiki

Menurut Kepala Cabang (Kacab) PT Pelni Baubau, Djasman, seluruh penumpang dalam keadaan baik.

“Tidak ada kepanikan berlebihan selama proses,” katanya kepada TribunnewsSultra.com.

Terkait kondisi kapal, kata Djasman, dalam perbaikan.

PT Pelni masih menunggu jadwal keberangkatan selanjutnya dari syahbandar, otoritas pelabuhan.

“Kalau sudah diizinkan, maka akan berlayar,” jelasnya.

KM Tilongkabila merupakan salah satu kapal Pelni.

Kapal penumpang ini mulai dioperasikan PT Pelni pada tahun 2007. 

PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) merupakan perusahaan pelayaran negara di bidang jasa transportasi laut.

Djasman menjelaskan KM Tilongkabila merupakan kapal tipe 1000 buatan Jerman.

Pada tahun 2025, kapal berkapasitas 1.000-an penumpang tersebut sudah berusia 31 tahun.

Dikutip TribunnewsSultra.com dari pelnijaya.blogspot.com, kapal ini dibuat pada tahun 1994.

Galangan pembuatnya adalah Jos L Meyer di Papenburg, Jerman. 

Hingga saat ini, kapal pelni tersebut beroperasi melayani pelayaran penumpang maupun barang di berbagai daerah Indonesia.

Melansir Kompas.com, Djasman, menjelaskan KM Tilongkabila saat ini melayani sejumlah rute pelayaran pulang pergi (PP).

Baca juga: KM Tilongkabila dari Baubau ke Muna Tabrak Karang, Penumpang Rasa Guncangan Seperti Gempa, Selamat

Rute tersebut Benoa (Bali) - Lembar - Bima (Nusa Tenggara Barat) - Labuan Bajo (Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur).

Makassar (Sulawesi Selatan) - Kota Baubau - Raha - Kendari (Sulawesi Tenggara).

Luwuk (Sulawesi Tengah) - Gorontalo - Bitung (Sulawesi Utara) PP.

Berikut selengkapnya spesifikasi KM Tilongkabila dikutip dari laman Facebook Pelni162:

Nama Kapal: KM. TILONGKABILA

Tanggal delivery : 18 JULI 1995

Klasifikasi : BKI+A100 O Passenger Vessel + SMO

KAPAL PELNI - Kapal KM Tilongkabila yang berlabuh di Pelabuhan Murhum Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) usai tabrak karang saat hendak menuju Kota Raha, Kabupaten Muna, Sultra, Senin (28/7/2025). Insiden kapal tabrak karang terjadi Minggu (27/7/2025) malam sekira pukul 22.00 WITA dan saat ini masih tunggu jadwal berikutnya.
KAPAL PELNI - Kapal KM Tilongkabila yang berlabuh di Pelabuhan Murhum Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) usai tabrak karang saat hendak menuju Kota Raha, Kabupaten Muna, Sultra, Senin (28/7/2025). Insiden kapal tabrak karang terjadi Minggu (27/7/2025) malam sekira pukul 22.00 WITA dan saat ini masih tunggu jadwal berikutnya. ((TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan))

Pelabuhan Pendaftaran : GORONTALO

Type : 1000 pax

Sister Ship : KM. BUKIT RAYA

Panjang Kapal : 99.80 m

Lebar Kapal : 18.00 m

Berat Kotor : 6.022 Ton

Berat Bersih : 1.806 Ton

Kecepatan Maksimal : 15.00 Knot

Kapasitas : 970 pax.

Insiden KM Tilongkabila

Salah satu kapal Pelni tersebut menabrak tepi tebing dangkalan dasar laut di Selat Baruta, Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Insiden terjadi dalam pelayaran KM Tilongkabila dari Pelabuhan Murhum, Baubau, ke Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra.

Sekitar 1 jam meninggalkan dermaga, kapal menabrak tepi tebing dangkalan dasar, Minggu (27/07/2025) sekitar pukul 22.00 wita.

Nahkoda kapal pun memutuskan kembali ke Pelabuhan Murhum Baubau sekitar 13 nautical miles (NM) dari lokasi kejadian.

Baca juga: Pelni Baubau Sampaikan Permohonan Maaf KM Tilongkabila Batal Berangkat Usai Tabrak Karang

KM Tilongkabila sampai di dermaga pelabuhan asal sekitar pukul 00.33 wita, Senin (28/08/2025) dinihari.

Sebanyak 1.308 penumpang selamat, meski langsung dievakuasi dari kapal untuk proses pemeriksaan dan perbaikan.

Akibat insiden ini, bagian lunas kapal (bagian terbawah struktur kapal) mengalami kebocoran satu jengkal.

Menurut Kepala Cabang (Kacab) PT Pelni Baubau, Djasman, kapal sudah dalam perbaikan.

Mengenai jadwal keberangkatan usai kecelakaan, pihaknya masih menunggu dari pihak Syahbandar.

“Jika selesai, kapal bisa berlayar kembali setelah mendapatkan persetujuan dari Syahbandar,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan TribunnewsSultra.com, penumpang tampak beraktivitas di dermaga maupun atas kapal.

Penumpang masih berada di atas kapal sebagai tempat menginap. 

Adapula penumpang yang turun dari kapal berjalan-jalan sambil menunggu jadwal keberangkatan.

Salah satu penumpang, Wayan Raka, mengatakan, dirinya masih menunggu jadwal keberangkatan selanjutnya dari PT Pelni.

Dia menceritakan detik-detik saat KM Tilongkabila menabrak tepian tebing dangkalan dasar laut di Selat Baruta, Buton.

Saat peristiwa terjadi sejumlah penumpang panik hingga menangis.

“Kayak gempa begitu, karena saya posisi ada di dalam. Guncangan,” ujarnya.

Wayan membeberkan usai menabrak karang, sekitar 5 menit kapal sudah berhasil lolos, kemudian kembali ke Kota Baubau.(*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan, Kompas.com/Defriatno Neke)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved