Apa Itu CT Scan Low Dose? Mampu Deteksi Dini Kanker Paru, Radiasi Lebih Rendah, Diagnosis Akurat

Apa itu CT Scan Low Dose? Metode ini disebut-sebut mampu untuk mendeteksi lebih dini kanker paru dalam tubuh manusia. 

freepik
PARU - Ilustrasi pemeriksaan paru/ Mengenal apa itu CT Scan Low Dose ? Metode ini disebut-sebut mampu untuk mendeteksi lebih dini kanker paru dalam tubuh manusia.  Menariknya, dari metode yang digunakan memiliki deretan keunggulan, selain radiasi lebih rendah dan aman namun juga diagnosis lebih akurat, sehingga tidak perlu meraba-raba hasilnya.  Hal ini terkuak dalam pelaksanaan Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 16-18 Mei 2025 di Jakarta. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Berikut ini mengenal apa itu CT Scan Low Dose ? Metode ini disebut-sebut mampu untuk mendeteksi lebih dini kanker paru dalam tubuh manusia. 

Menariknya, dari metode yang digunakan memiliki deretan keunggulan, selain radiasi lebih rendah dan aman namun juga diagnosis lebih akurat, sehingga tidak perlu meraba-raba hasilnya. 

Hal ini terkuak dalam pelaksanaan Siloam Oncology Summit (SOS) 2025 yang berlangsung selama tiga hari, mulai dari 16-18 Mei 2025 di Jakarta.

Pada salah satu sesi SOS 2025, seorang dokter Spesialis Paru Subspesialis Onkologi Toraks MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr Sita Laksmi Andarini, Ph.D, SpP (K) menjelaskan, kanker paru masih menjadi ancaman kesehatan serius di Indonesia.

Dari data global, kanker paru adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia, dengan jumlah kematian yang signifikan setiap tahunnya. 

Menurut data terbaru, kanker paru menyumbang 12,4 persen dari total kematian akibat kanker di dunia, ungkap Global Cancer Observatory. 

Baca juga: Kiki Fatmala Meninggal Dunia, Idap Kanker Paru Stadium 4 Hingga Tulis Surat Wasiat Ikut Saran Suami

Bahkan menduduki peringkat utama dalam daftar penyebab kematian akibat kanker. Ironinya, banyak pula menyerang seseorang di usia muda. 

Sayangnya, sebagian besar kasus baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.

Menurut dr Sita, di Indonesia, kanker paru pada perempuan ditemukan rerata usia 58 tahun. 

Sementara untuk luar negeri sekitar 68 tahun. 

"Di Indonesia, itu berarti 10 tahun lebih muda," kata dr Sita dikutip TribunnewsSultra.com, Senin (19/5/2025).

Kondisi ini semakin tinggi, karena salah satunya disebabkan tingginya prevalensi merokok, terutama pada laki-laki.

"Sekitar 67 persen laki-laki di Indonesia adalah perokok aktif. Tapi yang tak kalah berisiko adalah perokok pasif. Risiko terkena kanker paru pada perokok pasif meningkat empat kali lipat dibandingkan yang tidak terpapar asap rokok," jelas dr Sita.

Ia pun menyarankan agar melakukan deteksi dini atau screening kanker paru sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan. Terlebih gejala awal yang timbul pada seseorang penderita kanker sama seperti penyakit biasa pada umumnya, batuk hingga sesak napas. 

Namun gejala itu patut diwaspadai dengan melakukan screening lebih dini. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved