Liga 1
RESMI PSIS Semarang Depak Pelatih Fisik Diduga Masalah Gaji, Ketua PSSI Beber Pengurangan Poin
Tanda-tanda PSIS Semarang bakal degradasi kian nyata, klub tersebut satu persatu ditinggalkan sosok penting. Seperti pelatih, kini ada pelatih fisik.
Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Muhammad Israjab
Saat ini Laskar Mahesa Jenar berada di posisi buncit atau juru kunci klasemen, peringkat 18, meraih 25 poin.
Menyisakan 3 laga di musim ini, PSIS Semarang berharap bangkit dan bisa keluar dari zona merah tersebut.
Meski baru mengemas 25 poin dari 31 pertandignan suda dimainkan, PSIS Semarang masih memiliki peluang lolos dari degradasi.
Saat ini Madura United di peringkat ke-13 klasemen Liga 1 pun baru mengemas 33 poin. Sehingga asa itu masih ada bagi PSIS.
Namun, sorotan utama yang muncul yakni masalah penunggakan gaji, sehingga klub asal Semarang tersebut ditinggal pemain asing dan memecat pelatihnya.
Baca juga: Nasib PSIS Semarang Setelah Persib Juara, Juru Kunci Klasemen Liga 1, Duel Hidup Mati Sudah Menanti
Contohnya, bulan Maret lalu, PSIS ditinggal pemain asingnya, Evandro Brandao.
Dalam unggahan di media sosial pribadinya, ia menyinggung soal keterlambatan gaji yang berlarut-larut.
Pemain berposisi sebagai striker itu memilih meninggalkan PSIS karena gajinya terlambat dibayar.
"Keputusan yang sangat sulit. Tidak dapat dihindari, keterlambatan pembayaran gaji signifikan, kini sudah lebih 4 bulan,"
"Tidak pernah ada upaya tulus klub (PSIS Semarang) untuk mencari solusi," katanya.
Hal ini pun turut menjadi sorotan Ketua PSSI, Erick Thohir. Bahwa ada wacana pengurangan poin mulai musim depan.
Baca juga: Kapten PSIS Semarang Laris Manis, Septian David Maulana Jadi Rebutan 2 Klub Promosi, ke PSIM?
"Mengecam klub-klub tidak membayar gaji. Kita sudah duduk bersama liga dan sepakat soal ini."
"Selain denda, tahun depan akan ada pengurangan poin," kata Erick Thohir dilansir BolaSport.com.
Ia pun mempercayakan masalah tersebut ke PT LIB selaku operator liga. Menteri BUMN tersebut berharap PT LIB bisa melindungi hak para pemain.
"LIB berdiri independen, tidak bisa intervensi. Tetapi kami terus dorong agar regulasi ditegakkan. Jangan ada klub semena-mena ke pemain," ucap Erick Thohir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.