Berita Pemkab Buton Selatan
Keunikan Waburi Park Desa Gaya Baru Buton Selatan, Jejak Sejarah, Asal Usul Nama hingga Paket Wisata
Dibalik keindahan laut, tanjung dan tebing tinggi, ada keunikan di destinasi wisata Waburi Park, Desa Gaya Baru, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara
TRIBUNNNEWSSULTRA.COM, KENDARI – Dibalik keindahan laut, tanjung dan jejeran tebing tinggi, ada keunikan di destinasi wisata Waburi Park, Desa Gaya Baru Kabupaten Buton Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Meski panorama laut biru dan gugusan pulau yang dapat dilihat dari atas tebing menjadi daya tarik wisata Waburi Park, namun ada peninggalan sejarah di daerah tersebut.
Ada situs peninggalan sejarah di Kawasan Waburi Park yakni ceruk, yang dikenal dengan nama Lia Waburi.
Di dalam ceruk itu terdapat tulang belulang dan tengkorak yang ukurannya lebih besar dari tulang manusia saat ini.
Serta tulisan purba yang masih terawat keasliannya.
Juga ditemukan gambar-gambar di dinding ceruk berupa garis-garis dan bentuk seperti daun.
"Selain wisata alam sebenarnya sekitar Waburi Park terdapat wisata sejarah yakni sebuah ceruk" kata Pokdarwis Waburi Park, Wa Ode Pita, Rabu (20/03/2024).
Baca juga: Uniknya Parade Karnaval Budaya Gebyar Wisata Waburi Park Lapandewa Buton Selatan Sulawesi Tenggara
Selain wisata Sejarah, di Waburi Park juga pengunjung bisa menyaksikan wisata budaya.
Pengunjung bisa melihat atraksi budaya tarian dari etnis Burangasi yang masih rutin dilaksanakan setiap setahun sekali.
Meski begitu wisata Waburi Park tetap menjadi destinasi pilihan pengunjung yang mau menikmati panorama matahari terbenam atau sunset.
Cahaya matahari terbenam tampak lebih indah jika disaksikan dari atas tebing Waburi Park.
Kilauan jingga matahari memancar dan memantul di permukaan laut biru bening.
Pulau-pulau tampak siluet, menambah keindahan pemandangan sore hari di Waburi Park.
Sehingga waktu terbaik berkunjung disarankan pada sore hari.

Meskipun wisata ini dibuka mulai pukul 08.00 WITA pagi, dan berakhir pada pukul 22.00 WITA setiap harinya.
Untuk menikmati pemandangan dan bersantai di wisata Waburi Park, setiap pengunjung hanya dikenakan tarif Rp5.000 saja.
Jalur dan Fasilitas Waburi Park
Lantas bagaimana untuk sampai ke wisata Waburi Park di Desa Gaya Baru, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan?
Pengunjung harus menepuh jalur darat dari Kota Baubau, menggunakan motor maupun mobil.
Sementara jika dari Kota Kendari, pengunjung harus menempuh jaur laut, menyeberang dari Pelabuhan di Kendari menuju Pelabuhan di Kota Baubau.
Jika dari ibukota Kabupaten Buton Selatan yakni Kecamatan Batauga, maka memerlukan waktu tempuh sekira 1 jam 30 menit.
Baca juga: Mengintip Kapal Boti di Desa Wisata Bahari Buton Selatan Sulawesi Tenggara, Pembuatan hingga Monumen
Di perjalanan menuju Waburi, sesekali pengunjung akan ditemani pemandangan padang ilalang di kiri kanan jalan.
Ketika memasuki wilayah Desa Gaya Baru, hiruk pikuk desa tampak jelas, aktivitas dagang serta rumah-rumah sederhana terlihat di sepanjang jalan.
Lingkungannya tampak bersih serta rapih saat awak TribunnewsSultra.com berkunjung ke desa tersebut, Sabtu (14/12/2024).
Perjalanan sekira tiga menit menuju ke Waburi Park setelah memasuki kawasan Desa Gaya Baru, pengunjung akan menemukan gerbang masuk Waburi Park yang berada paling ujung di desa.
Lalu melewati jalan setapak hingga sampai ke tempat parkir.
Sayangnya, saat awak TribunnewsSultra.com berkunjung, cuaca sedang berawan atau mendung, sehingga matahari terbenam tidak terlihat seluruhnya.
Meskipun begitu, Waburi tetap saja memanjakan mata sebab pemandangan serta tata letak yang dibuat instagramable.

Memasuki kawasan Waburi Park, wisatawan akan disuguhkan tempat bersantai serta dagangan warga desa yang rapih.
Tersedia pula tempat duduk yang telah disediakan lengkap bersama payung, berjaga-jaga jika hujan tiba-tiba saja turun.
Berjalan lebih jauh, terdapat tulisan Waburi yang berada tepat di tebing sehingga pengunjung bisa langsung menikmati pemandangan indah Waburi.
Selain spot foto, Waburi Park juga merupakan wisata dengan fasilitas cukup lengkap.
Mulai dari gazebo, penjual makanan, musholla, WC umum, peta wisata hingga homestay.
Rumah-rumah warga di Desa Gaya Baru hampir seluruhnya menjadi homestay.
Paket Wisata
Wisata yang dikelola masyarakat setempat bersama pemerintah ini juga menyediakan sejumlah paket wisata yang dapat dinikmati pengunjung.
Baca juga: Keseruan Pj Bupati Buton Selatan Bersepeda di Gebyar Wisata Waburi, Ajak Teman Gowes dari Kendari
Seperti dilansir dari Jadesta Kemenparekraf, paket wisata yang disediakan mulai dari paket Wisata Waburi Park seharga Rp5.000, sudah bisa menikmati pemandangan alam seperti golden sunset jika cuaca cerah, berswafoto di berbagai spot wisata, hingga duduk santai di gazebo.
Paket wisata Sejarah dan petualangan ceruk Waburi Rp350 ribu, blajar memasak makanan khas local Rp350 ribu, wisata Nelayan Bubu Rp250 ribu, tempat pembuatan perahu Rp150 ribu.
Paket pertemuan, Waburi Park Event mulai Rp1 juta.
Paket homestay seharga Rp250 ribu, dengan fasilitas kamar hingga keperluan lainnya sesuai pilihan homestay yang tersedia.
Pengunjung juga bisa menemukan souvenir atau oleh-oleh khas Waburi Park, seperti makanan ringan atau kuliner olahan warga setempat hingga kerajinan bunga limbah plastic, mulai Rp10 ribuan saja.
Untuk informasi lebih lengkapnya, pengunjung dapat menghubungi Pokdarwis Kamba Waburi.

Sejarah dan Keunikan Waburi Park
Nama Waburi Park diangkat dari nama tumbuhan yaitu Bunga Waburi atau Kamba Waburi.
Kamba Waburi adalah tumbuhan endemic Desa Gaya Baru dengan keunikan memiliki 7 warna bunga dalam satu pohon, yang terjadi secara alami tanpa campur tangan masnusia.
Sampai saat ini bunga Waburi ini dipercaya bisa menjadi media untuk pembawa rezeki.
Tanaman ini hanya bisa tumbuh di atas tanah berbatu.
Kawasan yang dulunya hanya berupa hamparan padang berbatu yang tandus, kini ramai dikunjungi orang.
Fasilitas wisata itu dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atay Bumdes, bekerja sama dengan kelompok sadar wisata atau pokdarwis.
Hadirnya wisata Wabuti Park ini sebagai salah satu solusi membantu perekonomian keluarga di wilayah tersebut.
Sebab kala itu, kondisi kemiskinan melanda warga desa hingga terpaksa merantau ke Maluku Tenggara, ikut kapal penangkap ikan.
Warga yang bekerja di kapal itu mendapat penghasilan Rp500 ribu saja per orang selama 6 bulan.
Sehingga desa yang terletak di Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan ini Tengah serius membenahi salah satu potensi wisata yang dimiliki.
Diinisiasi swadaya masyarakat yang digerakkan oleh kepala desanya kala itu, seorang Wanita, Wa Aua.
Mereka membangun fasilitas wisata yang diberi nama Waburi Park, di mana masyarakat sekitar membukai gera makanan hingga menjadikan rumahnya sebagai homestay.
Dengan memberi ruang kepada masyarakat untuk terlibat dalam pengembanagan wisata itu, diharapkan dapat menguatkan ekonomi masyarakat.
“Kelompok masyarakat inilah yang kita akomodir untuk berusaha di gerai-gerai ini (di Waburi Park). Mereka sangat bersyukur diberi kesempatan berjualan di Waburi Park,” kata Wa Aua.(*)
(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan/Amelda Devi Indriyani)