Berita Konawe Selatan
Produsen Tahu dan Tempe di Konda Konawe Selatan Sultra Perkecil Ukuran Imbas Harga Kedelai Mahal
Produsen tahu dan tempe di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) perkecil ukuran imbas harga kedelai mahal.
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Produsen tahu dan tempe di Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) perkecil ukuran imbas harga kedelai mahal.
Seperti diungkapkan salah satu produsen tahu di Konda, Tomi mengatakan harga kedelai mencapai Rp11 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp9 ribu per kilogram.
Kenaikan harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu dan tempe tersebut sudah terjadi mulai tiga bulan lalu atau sejak awal tahun 2025.
"Harga kedelai naik mbak, sekarang Rp11 ribu per kilogram sebelumnya Rp9 ribu sampai Rp9.500 per kilogram," katanya, Sabtu (26/4/2025).
Tomi bilang, kenaikan harga kedelai ini cukup menyulitkan dirinya dan produsen tahu tempe lain yang ada di Kecamatan Konda.
Sebab tingginya harga kedelai, tak sebanding dengan permintaan konsumen terhadap tahu dan tempe tersebut.
"Ya kesulitan mbak, harganya naik sementara permintaan sedikit, ini yang jadi kendala," ungkapnya kepada TribunnewsSultra.com.
Baca juga: Kecamatan Amonggedo Konawe Disiapkan Jadi Lumbung Kedelai Sultra, Total ada 3.000 Hektare
Olehnya itu, kebanyakan produsen di Konda ini terpaksa memperkecil ukuran tahu dan tempe demi mendapatkan sedikit keuntungan.
Tak jarang, Tomi mendapat komplain dari pelanggannya.
Namun menurutnya hal itu merupakan imbas dari harga kedelai yang tidak kunjung turun.
Dalam sehari, dia bisa memproduksi hingga 800 kilogram atau sebanyak 16 karung kedelai menjadi tahu dan tempe.
"Satu loyang tahu harganya Rp80 ribu, satu karung kedelai 50 kilogram, ini bisa jadi 15 loyang tahu," jelas dia.
TribunnewsSultra.com saat berkunjung di Kecamatan Konda melihat proses produksi tahu dan tempe.
Keduanya diproduksi di tempat yang berbeda, untuk tahu lebih banyak dikerjakan oleh pekerja laki-laki sedang tempe dikerjakan oleh pekerja perempuan.
Baca juga: Ratusan Hektar Lahan Kedelai, Jagung Hingga Sawah Warga Desa Puuwehuko Konsel Terendam Banjir
Salah satu pekerja, Irfan menjelaskan langkah pembuatan tahu dimulai dari perebusan kedelai selama tiga jam.
Kedelai itu kemudian digiling hingga halus lalu dimasak dan direndam menggunakan air beserta campuran cuka.
Selanjutnya, sari kedelai tersebut disaring dan dicetak.
Beberapa menit kemudian tahu yang telah tercetak dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Pemerintah Konawe Utara Genjot Swasembada Pangan, Targetkan Percetakan Sawah di Konut 1.500 Hektar |
![]() |
---|
Jadwal dan Harga Sembako Gerakan Pangan Murah di Konawe Sulawesi Tenggara Jelang Idulfitri 2025 |
![]() |
---|
Ratusan Hektar Lahan Kedelai, Jagung Hingga Sawah Warga Desa Puuwehuko Konsel Terendam Banjir |
![]() |
---|
Kecamatan Amonggedo Konawe Disiapkan Jadi Lumbung Kedelai Sultra, Total ada 3.000 Hektare |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.