Waktu Bacaan Doa Qunut Tarawih di Bulan Suci Ramadan 2025, Dilakukan di Malam ke-15 

Berikut ini jadwal Qunut Tarawih yang dilakukan di bulan suci Ramadan 2025. Pada malam ke-15 bulan puasa nantinya, akan dilakukan Qunut Tarawih. 

Ilustrasi Tribunnews.com
SHALAT TARAWIH- Berikut ini waktu bacaan doa Qunut Tarawih yang dilakukan di bulan suci Ramadan 2025.  Pada malam ke-15 bulan puasa nantinya, akan dilakukan Qunut Tarawih.  Qunut adalah bacaan doa khusus yang biasanya dibaca sesudah i'tidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu. Namun, beberapa umat Muslim pun masih bertanya terkait bacaan doa Qunut pada Tarawih Ramadan.  

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini waktu bacaan doa Qunut Tarawih yang dilakukan di bulan suci Ramadan 2025. 

Pada malam ke-15 bulan puasa nantinya, akan dilakukan Qunut Tarawih

Qunut adalah bacaan doa khusus yang biasanya dibaca sesudah i'tidal pada rakaat terakhir dalam salat tertentu.

Namun, beberapa umat Muslim pun masih bertanya terkait bacaan doa Qunut pada Tarawih Ramadan

Berikut penjelasan dan bacaan doa Qunut.

Untuk diketahui, bulan suci Ramadan sudah memasuki waktu pertengahan. 

Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar? Mencari Malam Ganjir di 10 Hari Terakhir Ramadan

Pada momen tersebut, umat Muslim berlomba-lomba untuk bisa meraih keberkahan Ramadan

Terlebih, tak lama lagi Ramadan akan segera berakhir. 

Selain malam Lailatul Qadar, salah satu hal yang juga menjadi amalan di bulan suci adalah membaca doa Qunut

Tarawih Pakai Qunut Malam ke Berapa?

Tradisi membaca qunut witir pada separuh akhir Ramadan telah ada sejak zaman para sahabat, seperti Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka'ab. 

Beberapa ulama, termasuk dari mazhab Syafi'i, menganjurkan pembacaan qunut pada rakaat terakhir salat witir mulai malam ke-16 Ramadan hingga akhir bulan. 

Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa membaca qunut dalam witir tidak harus dilakukan secara rutin.

Dilansir dari YouTube Bahjah TV, menurut KH.Yahya Zainul Ma'arif, Lc., M.A., Ph.D. yang lebih akrab disapa Buya Yahya, sebagai pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah yang berpusat di Cirebon, Qunut pada pertengahan akhir di bulan Ramadan merupakan bimbingan nabi saw. 

"Jadi ada ibadah namanya ta'abbudī, patuh saja. (Sama halnya dengan) kenapa setiap subuh ada qunut menurut madzab syafi'i, bukan karena apa-apa, karena itu (qunut) adalah sunnah. Selesai," jelas Buya Yahya. 

Lebih lanjut Buya Yahya, menjelaskan bahwa qunut yang hukumnya sunnah dibaca di pertengahan akhir Ramadan beda hukumnya dengan qunut Nazilah, yang diamalkan untuk keselamatan umat islam. 
"Beda kalau Qunut Nazinah karena ada (diamalkan untuk) bencana,"ucapnya. 

"Sedangkan madzab kita Syafi'i Qunut pada witir diamalkan pada pertengahan Ramadan. Itu sunnah yang dilakukan seperti itu," jelasnya. 

"Jadi disepakati, ini bukan Qunut subuh karena Qunut subuh, ini adalah ikhtilaf. Abu Hanifah tidak mau Qunut subuh," imbuhnya

Baca juga: Harga Beras Naik Rp60 Ribu per 25 Kg di Pasar Sentral Wakatobi Sulawesi Tenggara Saat Ramadan 2025

Buya Yahya juga menjelaskan bahwa tidak semua sunnah itu selalu ada sebabnya. Namun bisa diambil hikmahnya kenapa amalan tersebut dibaca. Kata Buya Yahya dengan mengamalkan Qunut di pertengahan akhir witir, maka sebagai bentuk persiapan memasuki 10 akhir Ramadan

"Sehingga Qunut itu maksudnya berdoa, karena di dalam ibadahnya ditambah panjatan-panjatan khusus seperti itu, agar kita punya persiapan disaat kita harus memasuki 10 akhir bulan Romadan. Itu ada panjatan-panjatan doa," jelasnya. 

Selain itu, Buya Yahya juga menyarankan agar di pertengahan akhir Ramadan bukan hanya ditambah dengan witir, namun juga ada peningkatan ibadah. 

Seperti, rakaat witirnya ditambah yang semula 3 jadi 11, tarawihnya semula dari 20 ke 36. 

"Intinya pertengahan akhir Ramadan adalah untuk meningkatkan dan menambah ibadah. Yakni menambah tadaru', untuk menambah mengadu ke Allah. Yang jelas sunnah dan lakukanlah," jelas Buya Yahya. 

Doa qunut sunnah dilakukan pada malam ke-15 atau pertengahan bulan Ramadhan. 

Hal ini berdasarkan pendapat ulama Mazhab Syafi'i. Imam As-Syafi’i berkata terkait qunut witir: 

"Jangan qunut (witir) kecuali pada seperdua bulan Ramadhan, yang demikian karena perilaku Ibnu Umar".

Diketahui, 1 Ramadhan jatuh pada 1 Maret 2025. 

Dengan demikian, qunut Ramadhan 2025 yang dimulai pada malam ke-15 Ramadhan bertepatan dengan malam tanggal 14 Maret 2025.

Imam al-Baihaqi dalam Ma’rifatus Sunan wal Atsar menegaskan Imam asy-Syafi’i menganjurkan pembacaan doa qunut pada rakaat terakhir salat witir setelah tarawih.

Adapun doa qunut ini dibaca setelah ruku' atau pada saat i'tidal sebelum melakukan sujud.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar, bahwa ulama kalangan madzhab Syafi’i menganjurkan pembacaan doa qunut saat witir dilakukan di separuh terakhir bulan Ramadan.

Dalam buku Fiqih Sunnah Jilid I karya Sayyid Sabiq, sebuah riwayat dari Abu Dawud bahwa Umar bin Khatab mengumpulkan umat muslim untuk mengerjakan salat yang bermakmum kepada Ubai bin Ka'ab. 

Ubai mengerjakan salat bersama mereka selama dua puluh malam tanpa membaca doa Qunut, kecuali pada separuh terakhir bulan Ramadan.

Hal ini juga pernah diriwayatkan oleh Muhammad bin Nashr, bahwa dirinya bertanya kepada Saad bin Jubair berkata "Pada waktu ketika Umar bin Khatab mengutus pasukan muslimin. Pasukan itu dalam kondisi yang sulit hingga Umar merasa khawatir. Umar membaca doa Qunut pada separuh waktu yang terakhir bulan Ramadan."

Doa Qunut saat Salat Witir

Bacaan doa qunut saat salat witir sebagai amalan separuh terakhir Ramadan ini tidak berbeda dengan bacaan biasanya.

Berikut bacaan doa qunut witir

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Allahummah dinii fii man hadaits, wa 'aafiinii fii man 'aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a'thaits, wa qi nii syarra maa qaddlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa 'alaik, wa innahuu laa yadzil-lu man waalaits, tabaarakta rabbana wa ta'aalaits.

Artinya:

“Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.

Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan."

"Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.”.(*)

(Tribun-Timur.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved