Kilas Balik Merdeka Belajar Program Unggulan Eks Menteri Nadiem Makarim, Diganti dengan Ruang GTK
Kilas balik program Merdeka Belajar yang menjadi program unggulan eks Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim yang kini telah berganti.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Salam perpisahan dari Nadiem itu tidak biasa diutarakan, pendiri sekaligus pemilik transportasi online Go-Jek itu menyampaikannya melalui puisi.
Secara garis besar, puisi ini berisi pesan Nadiem untuk menteri selanjutnya agar melanjutkan program Merdeka Belajar.
"Bapak dan ibu proses transformasi membutuhkan sabar. Hampir 5 tahun kami sibuk menanam akar baru sekarang bunga perubahan terlihat mekar di tangan anda semua saya titipkan merdeka belajar," demikian salah satu bunyi bait Nadiem saat rapat terakhir dengan Komisi X DPR RI, Rabu.
Sebagai informasi, program Merdeka Belajar merupakan salah satu program unggulan yang dibawa oleh Nadiem Makarim dalam jabatannya di Kabinet Indonesia Maju.
Dimana, program Merdeka Belajar ini memberikan kurikulum untuk pelajar SD sampai setara SMA untuk mengembangkan soft skill siswa yang dimiliki.
Berikut adalah puisi lengkap yang dibacakan Nadiem saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI:
Zaman dulu murid merasa berat bangun di pagi hari, memakai seragam sekolah terasa tegang di hati.
Karena anak itu tahu sesaat lagi dia akan masuk ruang kelas yang menakuti.
Baca juga: Profil Anita Jacoba Gah, Anggota DPR Viral Bentak Nadiem Makarim hingga Tertunduk, Dulu Guru Vokal
Zaman dulu setiap kesalahan dikenai hukuman setiap pertanyaan dipermalukan.
Relevansi dari ajaran semakin membingungkan, dari hari ke hari ia semakin ketinggalan.
Bukannya anak loh yang ketakutan, ibu guru pun tak bisa nafas mengejar pembelajaran, materi ajar serasa kereta tanpa batas kecepatan beban birokrasi membuat guru seperti tahanan.
Tetapi, di dalam hati setiap anak ada mimpi yang tersembunyi keinginan untuk belajar tanpa dihakimi.
Kepercayaan yang kuat bahwa dia punya kompetensi. Keinginan untuk dilihat sebagai manusia mandiri.
Dan setiap guru punya firasat di dalam hati bahwa mereka mungkin metode kuno sudah tidak relevan lagi.
Bahwa pembelajar sepanjang hayat tidak mungkin bisa diproduksi dengan kekakuan dengan penghafalan dan standarisasi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.