Berita Sulawesi Tenggara

Tips Sukses Lulus Beasiswa LPDP 2025 Dibagikan Awardee 2024 Alumni UHO Kendari Sulawesi Tenggara

Berikut pengalaman dan tips sukses lulus beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari awardee atau penerima LPDP 2024.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
Istimewa
Berikut pengalaman dan tips sukses lulus beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari awardee atau penerima LPDP 2024. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Berikut pengalaman dan tips sukses lulus beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari awardee atau penerima LPDP 2024.

Awardee beasiswa LPDP 2024 tersebut merupakan alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bernama Anton.

Anton sebelumnya menyelesaikan studi S-1 nya di Program Studi Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan berhasil lulus sebagai penerima LPDP di tahun 2024 untuk jenjang S2.

Untuk diketahui, pendaftaran beasiswa LPDP 2025 dijadwalkan akan dibuka antara Januari dan Februari.

Anton menjelaskan seleksi beasiswa LPDP terdiri dari tiga tahap utama, yaitu administrasi, tes bakat skolastik, dan substansi atau wawancara.

Dari ketiga tahap tersebut, menurutnya tahap substansi yang paling menantang, diikuti oleh tes bakat skolastik, sedangkan tahap administrasi relatif lebih mudah jika peserta teliti dalam mengikuti panduan.

Pada tahap administrasi, dokumen menjadi poin utama yang harus dipersiapkan dengan baik. 

Baca juga: Registrasi Akun SNPMB Sekolah 2025 Mulai Hari Ini, Alur hingga Jadwal Seleksi Masuk Kampus Negeri

Dokumen seperti sertifikat TOEFL atau IELTS (khusus jalur reguler), surat rekomendasi, CV, serta esai menjadi penentu penting untuk lolos ke tahap berikutnya. 

Untuk TOEFL reguler, skor minimal yang dibutuhkan adalah 500 untuk studi dalam negeri, sedangkan untuk luar negeri memerlukan skor IELTS minimal 6,5. 

Sedangkan jalur afirmasi memiliki persyaratan yang lebih ringan karena tidak membutuhkan sertifikat bahasa.

Ia juga menekankan pentingnya membaca panduan dengan teliti agar tidak ada dokumen yang terlewat atau keliru. 

Banyak peserta yang gagal di tahap administrasi hanya karena kesalahan kecil, seperti mengunggah sertifikat TOEFL yang tidak diterima LPDP atau menggunakan format surat rekomendasi yang berbeda dari panduan. 

“Kalau panduan LPDP meminta sesuatu, ikuti saja apa yang diminta tanpa menambah atau mengurangi,” kata Anton, Senin (6/1/2025).

Anton menyampaikan selain dokumen, esai juga menjadi bagian krusial dalam seleksi LPDP. 

Baca juga: Warisan Budaya Sulawesi Tenggara Masih Minim Terdaftar, Kemendikbudristek RI Minta Libatkan Kampus

Esai yang diminta biasanya memiliki panjang antara 1.000 hingga 2.000 kata dan harus menggambarkan kontribusi peserta untuk Indonesia di masa depan. 

Dalam esai ini, peserta perlu menjelaskan latar belakang pendidikan, alasan melanjutkan studi, alasan memilih universitas dan bidang studi, serta rencana kontribusi nyata di masa depan.

“Esai harus jelas dan terstruktur. Awali dengan pengenalan diri, jelaskan latar belakang studi, dan hubungkan dengan karir yang ingin dicapai. Misalnya, jika ingin menjadi dosen, sampaikan langkah konkret seperti membangun jejaring dengan universitas tujuan,”.

“Di akhir, paparkan kontribusi apa yang ingin kita berikan kepada Indonesia secara realistis dan terukur,” ujar alumni UHO ini.

Sementara itu, dalam tes bakat skolastik, Anton menyebut solnya mencakup numerik, verbal, hingga analogi. 

Menurutnya, kunci untuk sukses di tahap ini adalah memahami model soal, mencari referensi soal yang relevan, dan rutin berlatih. 

“Banyak peserta yang gagal di tahap ini karena kurang persiapan atau kondisi fisik yang tidak fit. Jadi, latihan dan menjaga kesehatan sangat penting,” katanya.

Baca juga: Tips Lolos Djarum Beasiswa Plus 2024 Dibagikan Mahasiswa UHO Kendari Sulawesi Tenggara

Lalu, dalam tahap wawancara, biasanya melibatkan tiga pewawancara, yaitu akademisi, praktisi, dan psikolog. 

Dalam wawancara, pewawancara biasanya mengevaluasi isi esai dan mengecek konsistensi jawaban peserta. 

“Mereka akan memastikan apakah yang kita sampaikan saat wawancara sesuai dengan apa yang kita tulis di esai. Selain itu, pewawancara juga menilai apakah tujuan kita, seperti memilih universitas atau bidang studi tertentu, relevan dengan rencana kontribusi kita di masa depan,” ujarnya.

Anton juga memberikan tips agar peserta memahami kriteria yang dicari LPDP dan menyesuaikan hal tersebut dengan jawaban saat wawancara. 

Peserta juga disarankan untuk memberikan rencana kontribusi yang konkret dan realistis.

“Yang terpenting, tetap fokus pada niat untuk berkontribusi bagi Indonesia. Jika kita punya tujuan yang jelas dan persiapan yang matang, insyaallah peluang untuk lolos LPDP akan terbuka lebar,” jelasnya. (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved