Berita Konawe Selatan
Warga Transmigrasi Jawa Gelar Syukuran Memperingati 52 Tahun Tinggal di Wolasi Sulawesi Tenggara
Warga Desa Ranowila, Kecamatan Wolasi, menggelar syukuran memperingati 52 tahun transmigrasi Jawa.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Warga Desa Ranowila, Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan menggelar syukuran memperingati 52 tahun transmigrasi Jawa.
Syukuran tersebut untuk masyarakat transmigran yang telah membangun kehidupan baru di tanah rantau, Konawe Selatan dengan di isi acara adat potong tumpeng dan pertunjukan seni kuda lumping.
Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terlihat dari kehadiran warga dari berbagai kalangan usia.
Kepala Desa Ranowila, Arisman mengatakan bahwa kegiatan tersebut akan menjadi agenda tahunan untuk warga transmigran yang berada di Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Tujuan utama kita adalah mempererat tali silaturahmi dan memupuk rasa kebersamaan di antara kita," katanya kepada TribunnewsSultra.com, Sabtu (14/12/2024).
Dirinya juga berharap agar semangat gotong royong dan kekeluargaan yang telah terjalin selama ini dapat terus dipelihara.
Baca juga: Ruksamin Pakai Blangkon Sapa Warga Transmigran Jawa dan Bali di Landono Konawe Selatan, Bagi Bantuan
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat, Ahmad Warjo mengatakan bahwa peringatan ini menjadi momen refleksi bagi masyarakat transmigran.
"Kita mengingat kembali perjuangan para pendahulu yang telah membuka lahan dan membangun desa ini dari nol," ujarnya.
Sementara Rakim juga salah seorang warga, menceritakan pengalamannya saat pertama kali tiba di Wolasi menjadi transmigran.
"Kami sampai di sini dengan membawa bekal seadanya. Rumah kami masih sangat sederhana, terbuat dari kayu dan beratapkan rumbia. Untuk bertahan hidup, kami harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada," kenang Rakim.
Ditempat yang sama, Mat Karta, salah satu dari sedikit transmigran generasi pertama yang masih hidup, memberikan pesan kepada generasi muda.
"Jaga selalu kerukunan dengan sesama warga transmigran maupun dengan masyarakat pribumi. Komunikasi yang baik adalah kunci untuk hidup rukun dan damai," ujarnya.(*)
(TribunnewsSultra/Samsul)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.