Berita Kendari
Emak-emak di Nambo Kendari Cari Cuan Bikin Sagu Jadi Produk Nilai Tinggi, Kekinian dan Berkualitas
Emak-emak yang tergabung dalam Industri Rumah Tangga Arma Jaya di Kecamatan Nambo, Kota Kendari melakukan inovasi terhadap sagu menjadi produk.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sejumlah emak-emak yang tergabung dalam Industri Rumah Tangga Arma Jaya di Kecamatan Nambo, Kota Kendari melakukan inovasi terhadap sagu menjadi produk inovatif yang memiliki nilai jual tinggi.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan inovasi pada bagian pengemasan produk sagu, yang selama ini sudah diolah menjadi chips atau kripik oleh kelompok usaha rumahan yang berlokasi di Kecamatan Nambo tersebut.
Peningkatan kualitas pada pengemasan produk ini dikenalkan langsung oleh tim dosen Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari, Kamis (21/11/2024).
Inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan visi UHO Kendari untuk berkontribusi pada pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan teknologi.
Dosen UHO, Dr Sukmawati Abdullah mengatakan Industri rumah tangga di Kota Kendari terus menunjukkan potensi besar dalam sektor kuliner berbasis kearifan lokal.
Baca juga: Limbah Mete, Sagu, Jagung Bisa Jadi Pakan Ternak di Kendari, Akademisi: Tekan Biaya hingga 70 Persen
Salah satu yang menjadi sorotan adalah Saguku, sebuah usaha rumahan yang berfokus pada pengolahan sagu menjadi produk inovatif seperti chips sagu.
Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat berbasis inovasi, tim dosen dari UHO Kendari melaksanakan penyuluhan dan demonstrasi tentang pengembangan produk chips sagu.
Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kualitas produk sagu agar memiliki nilai tambah dan daya saing lebih tinggi di pasar lokal maupun nasional.
"Kami ingin membantu usaha kecil seperti Saguku untuk berinovasi dalam mengolah sagu menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi, sekaligus meningkatkan kualitas pengemasan agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas,”
“Mengingat Sagu adalah komoditas khas Sulawesi Tenggara dengan potensi ekonomi besar," kata Sukmawati.
Sukmawati menyampaikan pihaknya memperkenalkan teknik pengemasan kedap udara yang dapat menjaga kesegaran dan memperpanjang daya simpan produk.
Desain kemasan juga dirancang agar lebih menarik dengan mencantumkan informasi gizi, logo halal, dan merek dagang yang profesional.
“Pengemasan yang baik bukan hanya melindungi produk, tetapi juga menjadi alat pemasaran yang efektif. Dengan kemasan yang menarik, chips sagu Arma Jaya bisa bersaing di pasar retail modern,” tuturnya.
Sementara itu, Pemilik usaha Arma Jaya, Armawati mengapresiasi inisiatif dari tim dosen UHO. Ia mengungkapkan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas usahanya.
“Kami merasa terbantu sekali, terutama dalam memahami cara meningkatkan kualitas produk dan pengemasan agar lebih diminati konsumen. Kami optimis produk kami bisa lebih dikenal luas,” ujar Armawati.
Dengan adanya pendampingan dari UHO Kendari, Armawati berharap usahanya dapat berkembang lebih jauh, baik dari segi skala produksi maupun pemasaran.
Tim dosen UHO juga berkomitmen untuk memberikan pendampingan lanjutan, termasuk dalam aspek pemasaran digital dan branding produk. (*)
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.