Wisata Sulawesi Tenggara
Kondisi Gua Liangkabori Muna, Juru Pelihara Ingatkan Aturan Berkunjung Wisata Sejarah agar Terjaga
Berikut ini kondisi destinasi wisata Gua Liangkabori di Desa Wisata Liangkobori, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, (Sultra).
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini kondisi destinasi wisata Gua Liangkabori di Desa Wisata Liangkabori, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, (Sultra).
Tim TribunnewsSultra.com bertandang pada Rabu (13/11/2024), melihat situasi destinasi populer Sultra ini masih terawat dan terjaga.
Meski demikian, kondisi gambar yang ada di dalam gua beberapa mulai pudar.
Hal tersebut disebabkan karena oknum pengunjung yang menyentuh gambar dengan tangan ataupun faktor alam.
Gua Liangkabori ini dikenal sebagai gua dengan banyak lukisan yang menandakan adanya peradaban masa lampau.
Misalnya saja, saat memasuki kawasan gua, Anda akan disuguhkan dengan penampakan Gua Matanduno.
Di gua ini, terdapat sejumlah lukisan hewan buruan atau binatang bertanduk.
Ukiran bebatuan membentuk mulut gua yang lebar membuat gua ini begitu eksotis.
Baca juga: Berwisata Sambil Lihat Bukti Prasejarah di Dinding Gua Kawasan Karts Pulau Muna Sulawesi Tenggara
Namun nampak pula beberapa lukisan yang ditaksir sudah ada sejak 4000 ribuan tahun lalu ini, sudah mulai memudar.
Sang juru pelihara, La Mondoi (38) juga mengungkapkan saat ini kondisi Goa Liangkabori patut diperhatikan oleh para pengunjung.
Bagaimana tidak, Gua Liangkobori ini adalah destinasi sejarah yang menjadi jejak peradaban masyarakat di Pulau Muna.
Sehingga, kelestariannya pun berlu dijaga agar tetap bisa menjadi bukti peninggalan untuk siapapun yang datang ke Sulawesi Tenggara.
Baginya sebanyak 48 situs gua ada di kawasan Gua Liangkabori.
Masyarakat pun diperbolehkan mengaksesnya dengan mudah namun tetap harus memperhatikan aturan yang berlaku.
"48 situs yang ada di Gua Liangkabori ini diperbolehkan untuk mengakses tapi punya batasan-batasan tertentu. Karena sangat dilindungi. Semua situs itu tidak sembarang orang untuk masuk ke dalam," jelasnya kepada TribunnewsSultra.com.
Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan peninggalan zaman purba ini dilindungi pula oleh negara.
"Karena ini adalah salah satu peninggalan Cagar Budaya yang dilindungi oleh pemerintah. Jadi datang harus ada pemandu wisata atau juru pelihara," tuturnya.
Adapun aturan yang tak boleh dilanggara adalah tidak boleh menyentuh lukisan hingga melakukan aksi vandalisme.
"Aturannya itu tidak boleh menyentuh lukisan, karena bisa menghilangkan keaslian dari lukisan-lukisan itu," tuturnya.
Baca juga: Jejak Layang-layang Pertama Dunia di Muna, Naiki 117 Anak Tangga hingga Pemandangan Tebing Tinggi
Namun tak dipungkiri, bisa juga faktor alam yang mempengaruhi kondisi lukisan di Gua Liangkabori.
"Karena salah satu kerusakan dari situs-situs ini juga ada faktor cahaya atau matahari," jelasnya.
Sehingga, menurutnya, pemeliharaan dan kepatuhan pengunjung pada aturan yang berlaku adalah hal utama menjaga situs sejarah ini.
Sementara itu, La Mondoi pun memastikan seluruh fasilitas untuk bisa menambah kenyamanan pengunjung diberikan.
Misalnya dari gazebo hingga aula yang sementara dibangun untuk kebutuhan pentas termasuk perhelatan festival.
"Fasilitas perlu penambahan, untuk gazebo misalnya sebagai tempat duduk pengunjung yang hendak beristirahat," tuturnya.
Destinasi wisata ini tentu tak boleh terlewatkan saat berada di Pulau Muna.
Selain mudah diakses, destinasi ini juga memberikan suguhan pemandangan yang begitu indah.
Tak jarang pula wisatawan yang datang dari mancanegara, bahkan adapula yang melakukan penelitian berbulan-bulan. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/kondisi-destinasi-wisata-Gua-Liangkabori-di-Desa-Wisata-Liangkabori.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.