Kontroversi Gelar Doktor Bahlil Lahadalia, Ditangguhkan Universitas Indonesia, UI Sampai Minta Maaf

Universitas Indonesia (UI) tangguhkan kelulusan gelar doktor Bahlil Lahadalia hingga buat UI minta maaf kepada masyarakat atas permasalahan itu.

|
Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
Kolase foto IG Bahlil Lahadalia/
Universitas Indonesia (UI) tangguhkan kelulusan gelar doktor Bahlil Lahadalia hingga buat UI minta maaf kepada masyarakat atas permasalahan itu. Bahlil merupakan sosok Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar. 

"Tetapi memang wisuda saya itu harusnya di Desember dan saya kan dinyatakan lulus itu setelah yudisium dan yudisium saya Desember," jelasnya menambahkan.

"Kalau kemarin disertasi saya itu setelah disertasi ada perbaikan disertasi. Jadi setelah perbaikan disertasi baru dinyatakan selesai. Tapi kuncinya nanti tanya di UI yah," lanjutnya.

 Raih Cumlaude

Sebelum gelar doktornya ditangguhkan, disertasi Bahlil Lahadalia sempat dipuji oleh Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UI sekaligus promotor sidang, Prof Dr Chandra Wijaya MSi MM. 

Bahlil menyampaikan disertasi berjudul 'Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia'.

Menurut Candra, disertasi itu penting karena berkaitan dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) Indonesia, salah satunya adalah nikel.

Candra mengungkapkan hasil penelitian Bahlil bisa menjadi landasan kebijakan pemerintah untuk menghindarkan Indonesia dari jerat 'kutukan' negara dengan kekayaan sumber daya alam (SDA).

“Jangan sampai menjadi negara yang gagal karena mengalami kutukan sumber daya alam,” katanya dalam sidang doktoral yang digelar di Gedung Makara Art Center, Kampus UI, Depok pada 16 Oktober 2024 lalu.

Adapun ketua sidang disertasi Bahlil dikutip dari Kompas.com, adalah Prof Dr I Ketut Surajaya, SS MA.

Promotor sidangnya Prof Dr Chandra Wijaya MSi MM bersama dua ko-promotor, Dr Teguh Dartanto SE ME, dan Athor Subroto, Ph.D. 

Sementara, panelis penguji terdiri dari 5 orang yaitu Dr Margaretha Hanita SH MSi. 

Dr A Hanief Saha Ghafur, Prof Didik Junaidi Rachbini MSc PhD, Prof Dr Arif Satria SP MSi, dan Prof Dr Kosuke Mizuno.

Candra juga memuji penelitian Bahlil yang turut menyoroti adanya penurunan industri manufaktur dalam dua tahun terakhir sehingga mempengaruhi produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Kemudian, pujian juga disampaikan Candra terkait rumusan masalah dalam disertasi Bahlil yang mengangkat masalah Indonesia yang masih terjebak sebagai negara berpenghasilan menengah atau middle-income trap.

Bahlil juga dipuji Candra karena berani menunjukkan hasil penelitiannya bahwa kebijakan hilirisasi nikel yang digagas oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo belum berdampak kepada masyarakat sekitar.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved