Arti Mimpi Lihat Ikan Besar di Lautan Lepas Menurut Primbon Jawa, Jadi Pertanda Keberuntungan Hidup
Berikut ini arti mimpi lihat ikan besar di lautan lepar menurut Primbon Jawa. Bisa jadi tanda keberuntungan untuk Anda.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Mimpi melihat ikan besar di laut: Anda akan mendapatkan rezeki yang berlimpah dari hasil usaha atau pekerjaan Anda.
Mimpi melihat ikan besar di sungai: Anda akan mendapatkan rezeki yang berlimpah dari orang lain.
Mimpi melihat ikan besar di kolam: Anda akan mendapatkan rezeki yang berlimpah dari usaha atau pekerjaan yang Anda tekuni.
Mimpi melihat ikan besar di danau: Anda akan mendapatkan rezeki yang berlimpah dari hasil usaha atau pekerjaan yang Anda lakukan di luar negeri.
Mimpi Sebagai Petunjuk
Tidak semua mimpi yang dialami oleh seseorang bisa dijadikan sebagai petunjuk, sebab ada kemungkinan mimpi yang dialami bukan berasal dari petunjuk Allah, tapi karena bisikan setan.
Mimpi bisa juga disebabkan tersibukkannya seseorang memikirkan suatu objek tertentu hingga objek itu terbawa dalam mimpinya.
Dalam Islam, mimpi yang dapat dijadikan pijakan adalah mimpi yang betul-betul berasal dari petunjuk Allah.
Baca juga: Kumpulan Arti Mimpi Pelihara Kambing Berdasarkan Primbon Jawa, Pertanda Baik Berdatangan dalam Hidup
Nabi Muhammad menjadikan dasar penetapannya pada sebuah mimpi yang dialami para sahabat.
Dalam menentukan pensyariatan adzan yang berdasarkan mimpi Abdullah bin Zaid dan Umar bin Khattab. Hal ini merupakan salah satu contoh dari mimpi yang merupakan petunjuk dari Allah.
Untuk membedakan antara mimpi yang benar-benar petunjuk dari Allah dengan mimpi yang berasal dari bisikan setan, salah satunya dengan menandai waktu terjadinya mimpi tersebut.
Jika mimpi terjadi dini hari atau saat waktu sahur, kemungkinan besar mimpi itu adalah mimpi yang benar dan dapat ditafsirkan.
Sedangkan mimpi yang dipandang merupakan bisikan dari setan adalah mimpi yang terjadi pada awal-awal malam atau saat petang.
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam)” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).(*)
(TribunJambi.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.