MTQ Sulawesi Tenggara di Konawe Utara

Pemilik Rumah Makan Asal Pinrang di Konawe Utara Raih Omzet Jutaan Lewat MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara

Seorang pemilik rumah makan di Kelurahan Wanggudu, Kabupaten Konawe Utara mendapat omzet hingga jutaan rupiah lewat MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara.

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/ La Ode Ari
Seorang pemilik rumah makan di Kelurahan Wanggudu, Kabupaten Konawe Utara mendapat omzet hingga jutaan rupiah lewat Musabaqah Tilawatil Qur'an atau MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, WANGGUDU - Seorang pemilik rumah makan di Kelurahan Wanggudu, Kabupaten Konawe Utara mendapat omzet hingga jutaan rupiah lewat Musabaqah Tilawatil Qur'an atau MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara.

Kaya, salah seorang ibu rumah tangga yang memiliki usaha rumah makan prasmanan yang berlokasi di Kelurahan Wanggudu, Kecamatan Asera, Kabupaten Konut, Provinsi Sultra.

Nama rumah makan tersebut Barakka Situju-Tuju yang berdiri di Jalan Poros Asera-Andowia, Kabupaten Konut, Provinsi Sultra.

Adapun rumah makan prasmanan ini menyajikan berbagai menu lauk pauk.

Di mana, ciri khas rumah makan ini beberapa bagian atapnya masih menggunakan rumbia.

Baca juga: Aksi Memukau Kafilah Konawe Utara Seni Baca Al-Quran Golongan Tartil Anak-anak di MTQ ke-30 Sultra

Kaya, mengaku masih menggunakan rumbia untuk beberapa bagian atap warung sebagai ciri khas.

"Jadi memang saya buat agak beda dengan warung lain, makanya masih atap rumbia. Baru atap rumbia juga memang dari pertama dibuat sebelum ditambahkan atap seng," ujarnya, Selasa (25/6/2024).

Kaya merupakan perantau asal Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Di rumah makan tersebut, dia tinggal bersama suaminya, Sultan dan lima anaknya.

Sebelum membuka usaha rumah makan, Kaya pernah berdagang pakaian bekas atau rombengan (RB).

Baca juga: Terinspirasi Jadi Peserta Usai Nonton Lomba Tafsir Al Quran MTQ ke-30 Sulawesi Tenggara di Konut

Ia mengatakan keputusan membuka rumah makan, selain karena melihat peluang usaha, juga rumah makan model prasmanan dengan harga murah sangat jarang ditemukan di Wanggudu.

"Memang pertama bukan prasmanan, tapi setelah saya lihat kadang langganan ada yang tidak kasih habis ada juga yang mau tambah makanan tapi malu-malu. Jadi saya pakai prasmanan saja karena sesuai keinginan pembeli," ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, rumah makan model prasmanan juga bisa membantu pembeli yang ingin makan walaupun masih kekurangan uang.

Menurutnya membuka rumah makan ini selain untuk usaha juga membantu pembeli yang kekurangan uang sehingga bisa bernilai ibadah.

"Karena biasa ada pembeli yang mau makan ambil lauk seadanya karena uangnya kurang. Kalau begitu biaya saya kasih bayar saja Rp15 ribu," ungkapnya.

Baca juga: Berkah MTQ ke-30 Sultra di Konawe Utara, Penjual Suvenir Asal Makassar dan Jakarta Raih Omzet Jutaan

Kaya mengaku pembeli atau langganan di rumah makannya biasa dari kalangan ASN dan sopir truk ekspedisi lintas provinsi.

Kaya mengaku, penghasilan dari usaha rumah makan bisa mencapai Rp7 juta per hari.

"Tapi waktu MTQ ke-30 Sultra awal pembukaan saya dapat sampai Rp10 juta per hari," tuturnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved