Berita Sulawesi Tenggara

3 Komoditas Ini Jadi Penyumbang Inflasi Tahunan di Sulawesi Tenggara, Masih di Bawah Nasional

Beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan masih jadi komoditas penyumbang inflasi year on year di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

|
kolase TribunnewsSultra.com
Beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan masih jadi komoditas penyumbang inflasi year on year di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto usai Badan Pusat Statistik atau BPS merilis perkembangan inflasi di Sultra, Senin (3/6/2024).Beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan masih jadi komoditas penyumbang inflasi year on year di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto usai Badan Pusat Statistik atau BPS merilis perkembangan inflasi di Sultra, Senin (3/6/2024). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Beras, sigaret kretek mesin dan emas perhiasan jadi komoditas penyumbang inflasi year on year di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal itu disampaikan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto usai Badan Pusat Statistik atau BPS merilis perkembangan inflasi di Sultra, Senin (3/6/2024).

Pj Gubernur mengungkapkan data komoditas penyumbang inflasi year on year di Sultra yakni beras sebesar 0,53 persen, sigaret kretek mesin sebesar 0,47 persen, dan emas perhiasan sebesar 0,19 persen.

Meskipun mengalami inflasi, namun angka inflasi Sultra year on year berada pada angka 2,57 persen atau tercatat di bawah nasional dengan nilai inflasi yakni sebesar 2,84 persen.

Jika diurutkan dari tingkat inflasi terendah, Provinsi Sultra berada pada peringkat ke-10 dari 38 Provinsi di seluruh Indonesia.

Hal itu berarti Pemerintah Provinsi Sultra berhasil menjaga stabilitas angka inflasinya sampai dengan penghitungan awal bulan Juni 2024.

"Terdapat 3 komoditas penyumbang inflasi di Sultra yakni beras, sigaret kretek mesin, dan emas perhiasan. Sedangkan untuk peredam laju inflasi yakni ikan kembung, ikan layang, dan ikan bandeng/bolu," ungkapnya.

Baca juga: Inflasi Sulawesi Tenggara di Bawah Nasional Usai Idulfitri 2024, Baubau Tertinggi, Kolaka Terendah

Andap juga mengatakan inflasi year on year di Provinsi Sultra maupun 4 kabupaten/kota yang dihitung inflasinya masih dalam rentang terkendali yakni antara 1,5 persen hingga 3,5 persen.

Selain inflasi tahunan, Pj Gubernur Sultra juga mengungkapkan angka inflasi bulanan atau month to month (MoM) di Sultra.

Di mana angka inflasi bulanan Sultra juga mengalami inflasi sebesar 0,10 persen dari komoditas sayuran, dengan komoditas utama penyebab inflasi yakni kangkung dan bayam sebesar 0,11 persen, serta terong dengan andil inflasi sebesar 0,08 persen.

Andap menyebut berdasarkan historis, dinamika perkembangan harga pasca Hari Raya Idul Fitri selama 4 tahun terakhir, Sultra selalu mengalami inflasi.

"Tetapi angka inflasi kita, Alhamdulillah relatif stabil dan terkendali," ujar Pj Gubernur.

Meskipun beberapa komoditas sebabkan inflasi seperti kangkung, bayam, dan terong, tetapi terdapat 3 komoditas yang mampu meredam laju inflasi bulanan yakni beras, angkutan udara dan telur ayam ras.

Baca juga: Update Harga Bahan Pokok Jelang Idul Adha 2024 di Pasar Korem Kendari Sulawesi Tenggara

Terakhir, Pj Gubernur selaku Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kinerja TPID dan stakeholder terkait.

"Terus melalukan upaya pengendalian inflasi melalui strategi 4K, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi," pesan Andap.(*)

(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved