Viral Kamp Pengungsian Rafah Makin Terancam, Benyamin Netanyahu Klaim Tak Akan Sakiti Warga Sipil

Kondisi kamp pengungsian Rafah viral di media sosial. Dalam beberapa hari terakhir, peristiwa kebakaran dahsyat ini membuat para pengungsi histeris.

TRIBUNNEWS/AFP/Google Earth
KOLASE FOTO- (Kiri) Gambar yang diambil dari rekaman video AFPTV menunjukkan warga Palestina memeriksa kehancuran pasca serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza, pada 1 November 2023 lalu. Selain rumah sakit, Israel terus menyerang kamp pengungsian dan rumah-rumah warga hingga korban jiwa terus berjatuhan, termasuk perempuan dan anak-anak/(Kanan) Rafah pada tahun 2022, dan pada tahun 2024 dengan warga sipil memenuhi area tersebut. 

Dilansir dari Tribunnews.com, kejadian ini pun memicu protes dari para pemimpin global yang mendesak Pengadilan Dunia mengeluarkan perintah menghentikan serangan Israel.

Militer Israel mengatakan, mereka sedang menyelidiki laporan bahwa serangan yang ditujukan terhadap komandan kelompok militan Islam di Rafah telah menyebabkan kebakaran.

Sementara, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan, serangan itu tidak dimaksudkan untuk menimbulkan korban sipil.

"Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar 1 juta warga non-kombatan dan meskipun kami berupaya semaksimal mungkin tidak menyakiti warga non-kombatan, sayangnya ada sesuatu yang tidak beres secara tragis," kata Netanyahu dalam pidato di parlemen, yang disela oleh teriakan anggota parlemen oposisi, Senin (27/5/2024).

Para korban selamat mengatakan, keluarga mereka sedang bersiap untuk tidur ketika serangan menghantam lingkungan Tel Al-Sultan.

Di tempat itu, ada ribuan orang berlindung setelah pasukan Israel memulai serangan darat di timur Rafah, lebih dari dua pekan lalu.

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu (Kolase TribunnewsSultra.com)

"Kami sedang berdoa dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh. Kemudian, kami mendengar suara yang sangat keras dan api muncul di sekitar kami," kata Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit.

"Semua anak mulai berteriak. Suaranya menakutkan. Kami merasa seperti logam akan menimpa kami dan pecahan peluru berjatuhan ke dalam ruangan," katanya.

Rekaman video yang diperoleh Reuters menunjukkan, api berkobar dalam kegelapan dan orang-orang berteriak panik.

Sekelompok pemuda mencoba menarik lembaran besi bergelombang dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan, lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan lanjut usia.

Dia menambahkan, jumlah korban tewas kemungkinan akan meningkat dari orang-orang yang menderita luka bakar parah.

Petugas medis mengatakan, serangan udara Israel pada hari Senin juga menyasar sebuah rumah di Rafah.

Serangan itu menewaskan tujuh warga Palestina dan melukai beberapa orang lainnya.

Militer Israel mengatakan, serangan hari Minggu, berdasarkan 'intelijen yang bisa dipercaya', telah menewaskan kepala staf Hamas untuk wilayah Tepi Barat dan pejabat lain yang merupakan tokoh di balik serangan mematikan terhadap warga Israel.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved