Desa Wisata di Sulawesi Tenggara
Pesona Keindahan Desa Wisata Puncak Ahuawali di Konawe Sulawesi Tenggara Bak Negeri di Atas Awan
Puncak Ahuawali yang juga sering disebut oleh warga sekitar Osu Ahuawali ini tepatnya berada di Desa Sonai, Kecamatan Puriala, Konawe.
Penulis: Annisa Nurdiassa | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Beginilah keindahan Puncak Ahuawali di Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Puncak Ahuawali yang juga sering disebut oleh warga sekitar Osu Ahuawali ini tepatnya berada di Desa Wisata Ahuawali, Kecamatan Puriala, Konawe.
Wisata alam yang kerap menjadi spot camping para pendaki ini, dalam Bahasa Tolaki, Ahuawali berarti sumur jin.
Meski terdengar sedikit menyeramkan, namun pemandangan dan suasana di Puncak Ahuawali justru sangat indah dan memanjakan mata.
Panorama yang masih hijau asri, hamparan padang ilalang, pegunungan dan pepohonan memberikan ketenangan bagi pengunjung.
Bahkan jika beruntung pendaki yang camping akan disuguhkan pemandangan lautan awan saat subuh hari.
Berada di atas ketinggian 700 MDPL, pengunjung akan dimanjakan dengan pesona awan putih yang terbentang, terlihat dari puncak Osu Ahuawali saat matahari terbit.
Baca juga: Jelajahi Karang Empat di Desa Wisata Ranokomea Bombana, Keindahan Laut Memukau Hipnotis Pengunjung
Tidak salah, Osu Ahuawali dijuluki sebagai Negeri di atas awan.
Berjarak sekira 65 kilo meter dari Kota Kendari sebagai pusat ibu kota Provinsi Sultra.
Estimasi waktu jarak yang ditempuh sekira dua jam perjalanan baik menggunakan kendaraan roda dua atau pun roda empat.
Jika dari ibukota Kabupaten Konawe, yakni Unaaha, untuk sampai ke Osu Ahuawali hanya membutuhkan waktu sekitar 40 menit dengan jarak kurang lebih 30 km.
Di sepanjang jalan, pendaki akan melewati pemukiman warga, sekolahan, hutan, lokasi pertambangan, hingga akses jalan yang cukup menantang.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Konawe Jahiudin menjelaskan Desa Wisata Ahuawali diresmikan pada tahun 2023.
“Sejak tahun 2023 puncak Ahuawali ditandatangani oleh Bupati saat itu yakni Kerry Saiful Konggoasa sebagai Desa Wisata” ucap Jahiudin kepada TribunnewsSultra.com.
Baca juga: Pesona Desa Wisata Limbo Bungi Baubau Sultra, Ada Wisata Sejarah hingga Muara Mirip Sungai Amazon
Ia menyebut, salah satu daya tarik yang dimiliki Puncak Ahuawali adalah keindahannya bak negeri di atas awan saat matahari terbit.
Para pengunjung Puncak Ahuawali ini didominasi oleh anak-anak milenial, khususnya pecinta alam.
Sementara itu Kepala Desa Ahuawali Nendi Suryadi menerangkan untuk jadwal operasional Puncak Ahuawali itu sendiri, dibuka setiap hari.
“Dibuka setiap hari, tapi pengunjung paling ramai itu di malam Minggu dan hari hari libur besar,”
“Karena spot terbaiknya saat di puncak itu pada waktu matahari terbit, jadi pengunjung start mendaki dari sore hari,” ujar Nendi.
Adapun untuk biaya masuk dan berkemah dikenakan tarif mulai dari Rp5 ribu - Rp10 ribu.
Nendi menyebut, kendaraan diarahkan disimpan di wilayah parkir yang dikelola Karangtaruna Desa dengan tarif Rp10 ribu per motor.
"Sementara untuk wilayah puncak dikelola oleh Taman Sasional seperti membayar retribusi Rp5 ribu per orang bagi yang berkemah,” tutupnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.