Desa Wisata di Sulawesi Tenggara

Pesona Desa Wisata Tangkeno Bombana Sulawesi Tenggara Bak Negeri di Awan, Kampung Tertua di Kabaena

Inilah pesona Negeri di Awan Desa Wisata Tangkeno, Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyuguhkan panorama alam hingga budaya.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
Handover
Inilah pesona Negeri di Awan Desa Wisata Tangkeno, Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyuguhkan panorama alam hingga budaya. Desa wisata yang berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini berada di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Inilah pesona Negeri di Awan Desa Wisata Tangkeno, Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyuguhkan panorama alam hingga budaya.

Desa wisata yang berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini berada di Desa Tangkeno, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana.

Fenomena alam berupa turunnya awan yang menyelimuti Desa Tangkeno saat pagi hari, menjadikan Desa Tangkeno dijuluki sebagai Negeri di Awan.

Desa Tangkeno juga termasuk kampung pertama dan tertua di Kabaena yang dihuni oleh suku etnis Moronene Kabaena, sehingga budaya dan seni tradisi masih terjaga dari pengaruh budaya luar. 

Untuk sampai ke Desa Wisata ini, pengunjung harus menaiki kapal laut melalui Ibukota Bombana, yakni Rumbia selama 5 jam, dan dilanjutkan dengan perjalan darat selama 1,5 Jam dari pelabuhan Sekeli Kabaena.

Kepala Dinas Parisawata Kabupaten Bombana, Sri Prihatin mengatakan di Desa Wisata Tangkeno terdapat alun-alun yang disebut Plaza Tangkeno.

Plaza tersebut merupakan tempat berkumpulnya para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam, karena berhadapan langsung dengan gunung Watu Sangia atau kerap di kenal gunung kembar, serta laut dengan udara yang segar.

Baca juga: Pesona Pantai Membuku di Desa Wisata Kadacua Buton Utara Sulawesi Tenggara, Serupa Pantai Kuta Bali

Gugusan gunung yang merupakan puncak tertinggi ke dua di Sulawesi Tenggara ini menawarkan pemandangan alam dan sunset yang sangat menakjubkan untuk di nikmati oleh para pelancong. 

“Desa Tangkeno diresmikan sebagai Desa Wisata pada tahun 2013, di mana wisatawan banyak berkunjung ke desa ini untuk berswafoto dan memotret pemandangan alam yang indah,” kata Sri Prihatin.

“Terutama saat event tahunan pariwisata, yakni Tangkeno Festival yang sering diadakan pada bulan September setiap tahunnya oleh Dinas Pariwisata,” sambungnya.

Selain menyuguhkan keindahan gunung, dari Plaza Tangkeno pengunjung juga dapat menikmati pemandangan pulau-pulau yang mengitari Pulau Kabaena, salah satunya Pulau Sagori.

Pulau Sagori ini menjadi andalan Kabupaten Bombana untuk menarik wisatawan penyuka wisata bahari.

Selain itu, Plaza Tangkeno juga merupakan tempat pusat pertunjukan untuk menampilkan tarian massal, di mana Aula pementasan dibangun dengan arsitektur khas Moronene Kabaena.

Sebagai ikon pariwisata di Kabupaten Bombana, Desa wisata ini juga menawarkan wisata bersejarah yakni benteng-benteng tua, seperti benteng Tuntuntari dan Tawulagu yang merupakan bukti sejarah peradaban kerajaan Moronene tokotu’a.

Baca juga: Desa Wisata Pajala Muna Barat, Pesona Pantai Pasir Putih dan Sunset Selat Tiworo Sulawesi Tenggara

Benteng Tawulagi ini dahulu dijadikan sebagai tempat pertahanan dan salah satu tempat titik pantau kapal-kapal, baik yang melintasi pulau kabaena maupun yang akan singgah di pulau Kabaena.

Bagi pengunjung yang ingin menikmati terpaan matahari terbit atau sunrise dengan posisi awan di bawah, dapat menginap di homestay atau penginapan yang disediakan Pemerintah Kabupaten Bombana mulai dari harga Rp300 ribu.

Sementara itu, Untuk bisa memasuki Desa Wisata Tangkeno ini para pengunjung tidak perlu membayar sepeserpun alias gratis. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved