Video Viral di Sulawesi Tenggara
Video Viral Sebaran Gas SO2 Sampai di Wilayah Kolaka Sulawesi Tenggara, Begini Kata BMKG Sultra
Berikut ini video viral cuplikan sebaran gas SO2 yang sudah sampai di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) imbas dari ledakan Gunung Ruang di Sulut.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini video viral cuplikan sebaran gas SO2 yang sudah sampai di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) imbas dari ledakan Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut).
Tampilan rekaman layar dari situs Windy.com dibagikan ke akun TikTok dan viral di media sosial.
Di mana, dalam cuplikan tersebut terlihat kondisi angin yang membawa sebaran gas SO2.
Seperti diketahui, Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara telah meletus pada Selasa (23/4/2024) siang.
Saat meletus, gunung tersebut sampai memuntahkan material vulkanik seperti lahar panas, abu vulkanik, hingga picu aktivitas gempa.
Bahkan juga masyarakat diminta untuk waspada terhadap tsunami yang terjadi di wilayah sekitar Gunung Ruang.
Dari rekaman video viral yang diunggah akun TikTok @orangbugisji1 pada Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Sejarah Kelam Gunung Ruang di Sulawesi Utara, Meletus 1871 Tewaskan 400 Orang, Situasi 2024 Viral
Dalam tangkapan layar tersebut, menunjukan kondisi udara yang terbawa oleh angin.
"Gas SO2 sudah sampai di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan," tulis keterangan dari video viral tersebut.
Dari unggahan akun TikTok, banyak netizen pun ramai berkomentar tentang kondisi yang dialami.
Misalnya saja, ada yang merasa kulitnya gatal-gatal diduga karena kondisi cuaca dan udara.
@ah**: sekarang sudah banyak yang kena dampaknya
@bub**: tdk ada pengaruhnya, asalkan kalau hujan jgn kluar
@rin**rti: smoga kndari nd berdampak ksihn
@pu**ken**i: Tadi mlm anakku bentol bentol badanya
@Tant**eng: aku bentol+flu dan batuk
Menanggapi kabar masuknya SO2 di wilayah Sulawesi Tenggara, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto membagikan informasi mengenai pernyataan BMKG.
Penjelasan dari BMKG Sultra tersebut diteruskan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto dalam keterangannya.
Di mana, dampak letusan Gunung Raung di Sulut, sebaran gas SO2 atau sulfur dioksida mulai ke wilayah sulawesi.
"Dengan hormat, bersama ini disampaikan kembali info dari MKG Sultra mengenai berdasarkan peta sebaran polutan sulfur dioksida tanggal 22 April 2024 untuk wilayah Sultra dalam kategori 100 - 200 mg/m2. Demikian disampaikan kembali info ini untuk menjadi perhatian," jelasnya dalam pesan yang diterima TribunnewsSultra.com.
Baca juga: Letusan Gunung Bawah Laut Jadi Penyebab Tsunami Tonga Setinggi 1,2 Meter: Seperti Suara Bom
Kepala Stasiun Klimatologi Sultra, Aris Yunatas dikonfirmasi TribunnewsSultra.com pihaknya masih mempelajari posisi S02 jika berada pada lapisan atas (atmosfer) maka tidak berdampak
"Bisa saja itu, sebaran polusi debu. Hanya BMKG belum bisa memastikan sebaran warna kuning itu ada di lapisan atas atau bawah," jelasnya.
Ia pun memastikan ada 23 April 2024, kondisi peta sebaran sulfur oksida sudah berwarna hijau atau dalam konsentrasi 0- 50 mg/m2.
"Itu masih kategori aman," katanya.
Penjelasan BMKG
Erupsi gunung berapi biasanya tidak hanya mengeluarkan material vulkanik saja, namun melepaskan juga gas-gas beracun seperti gas Sulfur Dioksida (SO2) pekat.
Gas beracun ini dapat terbawa angin ratusan kilometer dari pusat letusan.
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx).
Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna, SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur atau dikeluarkan pada saat letusan gunung berapi.
Gas SO2 dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan, seperti pada selaput lendir hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini menjadi lebih buruk pada penderita asma.
Di alam, zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Dampak Sebaran SO2 di Sulawesi Tengah
Pola angin di Sulawesi Tengah sejak tanggal 20 April 2024 terpantau bertiup dari arah Timur Laut - Timur dengan kecepatan antara 5-20 Km/jam.
Hal ini membuat gas beracun SO2 dari erupsi Gunung Ruang menjalar menuju Sulawesi Tengah.
Beberapa wilayah terpantau total kolom SO2 pekat.
"Total Kolom" umumnya merujuk pada jumlah total suatu zat (biasanya gas atau partikel) di sepanjang kolom udara vertikal dari permukaan bumi hingga batas atas atmosfer.
Total kolom SO2 terpantau dari satelit Copernicus (Program Observasi Bumi milik Uni Eropa) menunjukan sebaran dari Sulawesi Utara (membawa polutan) mulai bergerak ke arah Barat Daya ke wilayah Sulawesi Tengah.
Konsentrasi paling pekat terjadi pada tanggal 22 April 2024, dengan ketebalan kolom mencapai terpantau hingga 127 mg/m2.
Dalam keadaan normal, kadar total kolom SO2 biasanya bervariasi pada rentang 0.5 - 2 mg/m2.
Prakiraan Sebaran 3 Hari Kedepan
Dari monitoring SPAG Lore Lindu Bariri dampak sebaran SO2 bergerak menjauh dari Sulawesi Tengah menuju Barat Daya (Selat Makassar) menuju arah Barat.
Per gari Rabu (24 April 2024), total kolom SO2 terpantau 15 - 20 mg/m2 atau dalam kategori Sedang, dan berangsur membaik hingga 3 hari kedepan ke kondisi normal.
Sementara hari Kamis (25/4/2024) diprediksi kisaran total kolom ozon pada rentang 2.5 - 4 mg/m2, Jumat (26/4) pada angka 1.5 - 2 mg/m2 dan Sabtu (27/4/2024) diprediksi pada angka 1.8 mg/m2.
Sebaran konsentrasi polutan di atmosfer merupakan fungsi dari angin.
Proses pembersihan polutan dapat melalui 2 cara yaitu terbawa angin ke tempat lain atau melalui proses larutnya polutan dalam air hujan.
Namun ketika larut dalam air hujan, senyawa SO2 dapat terbentuk senyawa lain berupa Sulfat dan bersifat asam.
Hujan asam dapat menurunkan produktifitas pertanian, menghambat pertumbuhan perikanan air tawar karena proses pengasaman air danau dan air tanah, dan dapat bersifat korosif pada benda-benda terbuat dari logam seperti pagar, atap dan kendaraan.
Himbauan BMKG untuk Masyarakat
Bencana alam letusan gunung berapi dapat menimbulkan permasalahan lain bagi masyarakat jauh dari lokasi gunung berapi.
Bencana tersebut berupa sebaran polutan SO2 pekat di wilayah yang dilalui angin.
Dampak buruk tingginya SO2 berpengaruh besar pada kelompok usia bayi dan manula serta orang dengan penyakit ISPA.
Diharapkan agar kelompok rentan ini mengurangi aktifitas di luar ruangan dan menjaga protokol kesehatan.
Dihimbau tetap waspada dan mengupdate informasi riil dan dapat dipercaya melalui kanal resmi BMKG. (*)
(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.