Berita Kendari
Cerita Mahasiswa Bioteknologi UHO Kendari Bebas Ujian Proposal dan KKN Berkat Lolos Pendanaan PKM
Mahasiswa Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari dibebaskan ujian proposal.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Begini kisah mahasiswa Program Studi (Prodi) Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Halu Oleo atau UHO Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) yang dibebaskan ujian proposal.
Kisah tersebut datang dari mahasiswa asal Kabupaten Muna Barat, Wa Ode Sestiawati.
Dirinya dibebaskan dari seminar proposal setelah berhasil lolos pendanaan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2023.
PKM merupakan salah satu kompetisi mahasiswa bergengsi tingkat nasional, yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI setiap tahun.
Untuk diketahui, ditingkat Universitas, mahasiswa harus menyelesaikan dua hingga tiga tahap untuk memperoleh gelar Sarjana.
Ketiga tahap tersebut yakni ujian seminar proposal, ujian hasil, dan skripsi.
Baca juga: UHO Kendari Sulawesi Tenggara Rangking 33 Universitas Terbaik di Indonesia 2024, UMK 128, IAIN 262
Wa Ode Sestiawati mengatakan, berkat dirinya lolos pendanaan PKM, ia dibebaskan untuk mengikuti ujian proposal.
Bahkan, dirinya menjadi mahasiswa pertama yang meraih gelar Sarjana di angkatannya.
"Kalau kita di Fakultas MIPA hanya ada dua ujian untuk meraih gelar Sarjana, tetapi di Fakultas lain masih ada yang tiga tahap. Jadi saya hanya fokus di ujian Skripsi saja," kata Wa Ode Sestiawati kepada TribunnewsSultra.com, Sabtu (20/4/2024).
Mahasiswa angkatan 2020 ini menyampaikan selain dibebaskan ujian proposal, juga untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Selain itu, sebagai ketua Tim dari PKM ini, penelitian tugas akhirnya semakin dipermudah, karena hasil penelitian yang diajukan di program PKM bisa digunakan langsung untuk skripsi.
Sehingga, ia tidak perlu lagi melakukan penelitian dari awal, seperti mahasiswa sains lainnya.
"Sebagai ketua tim, saya dibebaskan ujian Proposal dan KKN, kalau anggota saya hanya bebas KKN saja," tuturnya.
Menurutnya, agar bisa lolos pendanaan PKM, peserta harus memperhatikan kesesuaian format penulisan proposal yang diajukan, sesuai dengan aturan yang diberikan.
Kemudian, perhatikan persyaratan administrasi dan tenggat waktu yang diberikan, jangan sampai terlambat mengumpulkan proposal.
Selain itu, judul yang diajukan harus menarik dan mempunyai tingkat urgensi yang cukup tinggi.
"Saya bersama tim lolos PKM dengan judul proposal penelitian Inovasi Antibiotik Streptomisin dari Streptomyces griceus dengan Kombinasi Senyawa Allisin Garlic (Allium sativum) sebagai Obat TB Paru," tuturnya.
Sesti juga mengimbau bagi mahasiswa yang ingin menyelesaikan studi dengan cepat, bisa memanfaatkan ajang PKM ini.
Penelitian yang dilakukan pun tidak perlu mengeluarkan badget banyak, karena penelitian didanai hingga Rp10 juta oleh pemerintah. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.