7 Alasan Seorang Ibu Lahiran Caesar, Kenali Proses Operasi hingga Jarak Kehamilan Pasca Pemulihan
Berikut ini 7 alasan seorang ibu lahiran caesar. Kenali proses operasi hingga mengetahui jarak kehamilan pasca pemulihan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
Kondisi ini akan menyulitkan bayi lahir melalui vagina termasuk jika kepala bayi tergolong besar.
Untuk menekan risiko bagi ibu dan janin, operasi caesar adalah jalan terbaik yang bisa diambil tim medis.
7. Plasenta bermasalah
Operasi caesar juga diperlukan jika diketahui terjadi masalah plasenta saat kehamilan.
Misalnya saja plasenta yang terletak di bawah menutupi sebagian atau seluruh serviks atau terlepas dari lapisan rahim.
American Pregnancy Association menyebutan kondisi ini cukup banyak ditemukan pada perempuan hamil. Jadi tak heran jika operasi caesar perlu dilakukan.
Jarak Kehamilan Selanjutnya
Persalinan caesar yang tidak menimbulkan rasa sakit saat proses melahirkan menjadi daya tarik perempuan untuk memilih metode melahirkan ini.
Saat kehamilan, ada kondisi-kondisi tertentu jabang bayi yang membuat perempuan sulit melahirkan lewat cara normal.
Misalnya, posisi bayi dalam keadaan sungsang atau kondisi lainnya sehingga dokter melakukan operasi caesar kepada ibu yang akan bersalin.
Namun ada risiko persalinan caesar untuk para ibu seperti operasi caesar akan meninggalkan bekas jahitan dan menjadi pertimbangan untuk kehamilan berikutnya.
Dr Ivander Utama SpoG dari RSIA Bunda Jakarta dan Morula IVF mengatakan, operasi caesar menjadi faktor penentu jarak kehamilan pada kehamilan berikutnya.
Faktor lainnya yakni dari teknik operasi caesarnya, kondisi ibu, dan penyembuhan bekas luka caesar di rahim.
“Secara umum, biasa dokter memberikan masukan yang berbeda-beda tergantung dari panduan klinis atau pun pengalaman empiris dari dokter yang bersangkutan,” kata Ivander, Jumat (15/11/2019).
Namun untuk jarak aman kehamilan dari ibu melahirkan secara cesar, kata Ivander, minimal satu tahun dari persalinan sebelumnya.
“Jarak (kehamilan) antara satu tahun hingga tiga tahun adalah jarak yang biasa dianjurkan oleh dokter,” kata Ivander.
Dr Ivander mengingatkan, sebelum merencanakan kehamilan penting melakukan persiapan prakehamilan untuk memastikan kesehatan kandungan.
“Selain itu, merencanakan kehamilan dengan baik serta kontrol pra-kehamilan (prekonsepsi) sangat penting dilakukan. Terutama untuk menilai pemulihan luka bekas sesar di rahim,” tutur Ivander. (Apfia Tioconny Billy)
(WartaKotalive.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.